Saat anak itu menekan tombol merah di pinggang Ken, tidak ada perubahan atau sesuatu yang terjadi. Maka anak itu kembali menekan tombol itu berulang kali. Hal itu membuat sesuatu terjadi. Ken bangun dan badannya berubah membesar.
"Akhh!" pekik sang anak ketika ia melihat sosok Ken yang mulai berubah menjadi lebih besar daripada biasanya. "Mo ... mo-monster ..." lirihnya dengan ketakutan.
Rumah yang ditempati bahkan sampai hampir roboh. Atapnya tertabrak kepala Ken. Dan puingnya hampir mengenai sang anak kalau Ken tidak menahannya dengan tangan. Ken mengambil anak itu untuk keluar dari rumah. Ia melihat anak di genggamannya sudah tidak sadarkan diri. Ketika Ken menyadari, tubuhnya menjadi lebih besar dari biasanya.
Ken tidak tahu mengapa perubahannya yang tiba-tiba itu malah membuat tubuhnya sangat besar. Bahkan mencapai empat meter tingginya. Tingginya dua kali lipat dari tinggi biasanya saat menjadi bentuk seperti itu.
"Monster ... eh, superhero. Kamu tidak akan memakan aku, kan?" tanya anak itu ketakutan. Namun tidak ada tanda-tanda pergerakan dari makhluk hijau besar itu.
"Apa yang bisa aku makan dari anak seperti kamu? Aku tidak akan memakan manusia kecuali kalau aku tidak bisa mengendalikan diriku."
Anak itu bingung karena Ken berbicara dengan bahasa aliennya. Karena dalam bentuk itu, ia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia. Tapi Ken ingin memastikan kalau dirinya saat ini tidak berbahaya. Ia melepaskan anak itu lalu menjauhinya.
"Rupanya aku tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia. Jadi aku harus memikirkan cara agar bisa jadi manusia kembali. Aku tidak ingin dikuasai oleh alien parasit ini. Aku juga ingin bisa berubah menjadi manusia kembali atas kemauanku sendiri."
Ken tidak tahu dirinya ada di mana. Yang jelas ia sudah berada di daerah yang jauh dari perkotaan. Ia sudah melihatnya, ini daerah hutan yang dijadikan sebuah pemukiman. Karena kebanyakan manusia, memaksa mereka menjadikan hutan sebagai tempat untuk ditinggali.
Ken hanya bisa terdiam menunggu sampai saatnya ia berubah kembali menjadi manusia. Anak lelaki itu melihat makhluk setinggi empat meter itu hanya duduk tanpa melakukan apapun. Membuatnya mendekat ke arah makhluk itu.
"Hei, apakah kau tahu aku bicara apa? Kau pasti superhero yang dikirim ke bumi untuk menyelamatkan dunia, 'kan? Kalau aku sudah dewasa juga mau berubah sepertimu. Apakah kau bisa merubahku menjadi sepertimu? Aku juga ingin menjadi superhero sepertimu, yang bisa mengalahkan para monster itu."
Ken menengok ke anak itu. Bahkan anak kecil ingin seperti dirinya. Meskipun Ken sendiri sudah berusaha keras untuk menjadi manusia normal kembali. Tidak ada orang yang ingin menjadi seperti dirinya. Hanya orang-orang bodoh saja yang ingin menjadi monster mengerikan itu. Tapi melihat anak itu, ia ingin menolong manusia seperti mereka yang masih dalam keadaan normal. Sedangkan dirinya hanya orang beruntung yang masih bisa sadar saat tubuhnya menjadi sosok monster.
Alien parasit di dalam tubuh Ken, nyatanya tidak mampu menguasai tubuhnya jika tidak mencium darah parasit alien lainnya. Hanya saja Ken masih belum bisa berubah menjadi manusia kembali. Ia tidak memiliki tekhnologi itu. Ia ingin menemukan teknologi untuk dirinya bisa berubah sesuai keinginannya sendiri. Tanpa harus menunggu apa yang belum tentu.
"Kenapa kau diam saja? Bukannya kamu bisa dengar aku? Kau bisa tahu bahasaku, bukan? Superhero sepertimu seharusnya bisa berbicara seperti kami. Iya kan?" Anak itu terus menanyai Ken yang mengacuhkannya.
"Namaku adalah Ben. Apa kamu tahu? Oh, kamu mungkin tidak tahu. Tapi aku tahu kamu adalah manusia yang bisa menjadi alien. Dan bisakah kau berubah menjadi alien lainnya? Itu belt kamu yang bisa merubah kamu menjadi alien, pasti itu bisa mengubahmu menjadi alien jenis lain atau menjadi bentuk manusia, kan?" celoteh Ben tidak hentinya.
"Biarpun aku tahu kamu bilang apa, aku pun tidak bisa mengatakan apapun padamu. Dasar bocah ini. Bagaimana seorang bocah seperti kamu, tidak takut padaku?" ungkap Ken mengunakan bahasa alien tersebut.
"Hei, kamu pasti barusan telah berbicara dengan bahasa planetmu, bukan? Hebat sekali kalau aku bisa tahu apa yang kau ucapkan, bukan?"
Anak itu masih menatap Ken yang masih belum jadi manusia. Melihat gigi-gigi yang tajam seperti duri landak. Tetapi terlihat lebih tajam dari itu. Ken dengan tubuh berwarna hijaunya, menghela nafasnya pelan. Sebagai makhluk yang berubah sama sekali, membuatnya mengingat kebahagiaan yang pernah ia rasakan bersama sang istri tercinta. Yang bahkan tidak tahu keberadaannya di mana.
Saat wanita itu dalam perjalanan kembali, ia kaget karena melihat atap rumahnya telah hancur. Ia bergegas menuju ke rumahnya. Dengan menggendong ember di punggungnya, ia berjalan melewati jalan bebatuan.
"Ben, di mana kamu ... astaga!" kagetnya karena melihat makhluk berwarna hijau besar itu.
Namun yang membuatnya kaget lainnya adalah seorang anak yang mendekat ke arah mahluk itu. Yang tidak lain anak itu adalah anaknya sendiri yang bernama Ben. Ia melepaskan air ember yang digendongnya. Lalu berlari ke arah anaknya.
"Ibu? Apa kamu mau bicara sama Superhero ini?" tanya Ben yang langsung dipeluk ibunya.
"Astaga! Kamu kenapa dekat-dekat dengan makhluk itu? Oh, apa yang terjadi padanya? Kenapa bisa setinggi ini?" Jelas wanita itu kaget. Yang tadinya hanya melihat makhluk setinggi dua meter, kini sudah menjadi empat meter tingginya.
"Tidak apa-apa, Bu. Dia kan superhero. Kalau dekat-dekat dengannya, kita nggak akan apa-apa. Ibu tenang saja, super hero pemburu monster itu sangat hebat."
Beberapa menit pun berlalu. Hingga setengah jam kemudian, barulah Ken mengalami perubahan dalam dirinya. Sementara wanita yang memiliki satu anak itu sedang di dapurnya untuk memasak. Ben melihat perubahannya Ken yang secara perlahan.
"Wah, kau akhirnya berubah menjadi manusia kembali. Apakah kau bisa bicara bahasa kami?" tanya Ben penasaran.
"Anak kecil sepertimu, apakah tidak takut aku makan? Kadang aku tidak bisa mengendalikan tubuhku dan mungkin bisa memakan siapa saja. Termasuk kamu dan ibumu," kata Ken yang membelakangi anak itu.
"Tidak apa-apa, kok. Kau superhero, siapa namamu? Namaku adalah Ben, Ben Sotaru. Dan ibuku bernama Yuri Nakagawa."
"Panggil saja Ken. Namaku Ken," balas Ken. Ia lalu bangun dari duduknya dengan keadaan tanpa pakaian.
"Eh, ayo kita ke rumah! Mungkin ibu masih punya pakaian ayah. Kamu bisa memakai pakaian ayahku. Kalau mau, kau juga bisa menjadi ayahku," celetuk Ben dengan bangga.
Ken mengikuti langkah Ben ke dalam rumah. Dengan niat ingin mengambil pakaian untuk dikenakan Ken. Namun Yuri yang menghampirinya dan melihat Ken dalam keadaan berdiri tanpa pakaian.
"Astaga!" ungkap Yuri yang menutup matanya. "Kenapa kau tidak memakai pakaian di depanku?" Namun ia mengintip sedikit dan kecewa karena Ken menutupinya dengan kedua tangannya.
"Maaf, saat aku berubah menjadi monster, aku selalu kehilangan pakaian. Sekarang aku juga kehilangan pakaian yang kau pakaikan."
"Sebentar! Aku akan mengambilkan pakaian untukmu. Kau tunggu saja di sini!" ujar Yuri.
***