"Jangan harap kamu bisa menghancurkan jarum-jarum milikku kali ini!!" teriak pria itu murka kemudian dia melambaikan tangannya dan ribuan jarum itu segera melesat dengan kecepatan cahaya kearah Evelyn.
Evelyn kembali menyeringai, dia akan menghancurkan benda apapun yang dimiliki pria itu dan membuatnya menyesal telah mengganggu hari damainya bersama Liana.
"Resistance Shield." gumam Evelyn.
Kemudian muncul sebuah dinding kaca berwarna hijau di depannya, sepenuhnya melindungi Evelyn.
"Re..resistance shield?!" pria itu berkata dengan nada terkejut, ternyata gadis ini bisa menggunakan shield, pantas saja sebelumnya panahnya berhenti seperti tertahan sesuatu, dia baru tahu ada shield yang tak terlihat.
Evelyn tahu bahaya dari racun di jarum-jarum ini lebih berbahaya dari racun sebelumnya, jadi dia menggunakan resistance shield dan warna hijau pada shield membuat shield miliknya menjadi terlihat.
Hal ini membuat Evelyn sedikit tidak senang karena dia merasa kekuatannya terlihat dengan jelas dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman, tapi melihat wajah terkejut pria dihadapannya membuatnya merasa lebih baik.
Jarum-jarum itu kali ini tak hanya berhenti seperti sebelumnya namun jarum-jarum itu menjadi hancur, lebih tepatnya jarum-jarum itu meleleh ketika bersentuhan dengan resistance shield.
Seperti namanya itu adalah perisai yang menolak segala hal yang membahayakan namun perisai milik Evelyn itu istimewa, dia tak hanya menahan serangan perisai itu juga menolak dan melenyapkan serangan. Detik selanjutnya perisai itu hilang entah kemana.
"Omong kosong! Itu pasti bukan resistance shield!! Resistance shield hanya bisa menahan serangan!!" pria itu berteriak tak percaya.
Evelyn mengangkat kedua alisnya kemudian dia menyeringai dan bersuara, "Tentu saja itu bukan resistance shield biasa."
"Kamu bohong, itu pasti advance shield atau kamu menggunakan sebuah trik dan menyebutnya resistance shield agar diriku lengah!" pria itu menatap tajam kearah Evelyn.
"Itu resistance shield spesial milikku, kamu pikir dengan kepribadian milikku, aku hanya akan menerima semua serangan tanpa menyerang balik?" tanya Evelyn sembari mendekati pria itu selangkah demi selangkah.
Pria itu mundur selangkah, kemudian dia menggumamkan mantra dan sebuah naga air keluar untuk menyerang Evelyn.
Evelyn mengangkat tangannya kemudian berkata, "Accept."
Naga air masuk ke telapak tangannya seolah tersedot oleh sesuatu. Pria itu sangat terkejut sehingga dia hanya bisa terdiam. Namun dia segera mengeluarkan kartu truf lain yang dia miliki.
Seekor monster sapi berwarna merah setinggi 5 meter yang berjalan dengan kedua kaki belakangnya sementara kaki depannya menjadi tangan dengan pemukul besi yang siap menyerang Evelyn.
Evelyn dengan lihainya menghindari semua serangan sapi merah raksasa itu, kemudian dengan ringan melompat kearah sapi itu dan menendang dadanya dan seketika juga sapi itu tumbang.
Pria itu terdiam dan menggertakkan giginya, dia menggerakan tangannya dan para prajurit berpedang mengepung Evelyn dan mencoba menyerangnya.
Evelyn kemudian mengeluarkan pedang entah darimana dan mulai mengatasi para prajurit berpedang dengan sedikit usaha.
Evelyn mengerutkan dahinya, para prajurit ini cukup terlatih, tak heran pria ini bisa berkata bahwa dia akan menguasai dunia, sayangnya dia memilih lawan yang salah hari ini.
Pria itu sangat terkejut sehingga dia hanya terdiam dan melihat Evelyn dengan ngeri. Melihat hal ini Evelyn kemudian bersuara, "Bisa aku simpulkan bahwa trikmu sudah habis bukan?"
"Oke, sekarang mari mulai mimpi buruk untukmu." ujar Evelyn menyeringai
"Dewa yang memberikan diriku kekuatan tanpa batas, aku memohon kepadamu berikanlah butiran es abadi untuk melenyapkan musuh-musuhku. UNLIMITED : ETERNAL ICE."
Detik selanjutnya butiran es putih kebiruan yang sangat cantik muncul disekeliling Evelyn kemudian butiran es itu berubah menjadi panah-panah kristal es yang terlihat indah namun juga mengerikan.
Disisi lain King dan para anggota Seven Guards masih memperhatikan perkelahian dua orang di alun-alun dari balkon atas plaza.
"Siapa sebenarnya gadis itu?" Buenos bergumam.
"Dia benar-benar kuat." gumam Florence.
"Tanpa rasa takut." ujar Lili dengan kagum.
"Tapi kekuatan itu, Unlimited??" ujar Florence tak percaya.
"Bukankah Unlimited adalah sihir tingkat tinggi yang dapat mengeluarkan semua elemen?!" ujar Buenos menimbali.
"Hanya pilihan para dewa yang bisa memakai itu dan untuk saat ini hanya King yang bisa memakainya. Aku tak salah dengar kan?" ujar Florence tak percaya.
"Itu memang sihir Unlimited." ujar Lili mengangguk.
"Bagaimana aku bisa tak tahu bahwa ada gadis sekuat itu di Kekaisaran?" tanya Florence tak percaya.
Sementara King hanya diam saja memperhatikan perkelahian itu dengan penuh minat.
Kembali ke sisi Evelyn, begitu mendengar kata Unlimited keluar dari mulut Evelyn dia segera mencoba kabur, melihat panah-panah es disekitar gadis itu membuatnya merinding, dia yakin bahwa dia pasti akan mati jika terkena panah-panah itu.
"Para dewa terkasih yang memberikan aku kekuatan tanpa batas. Hentikanlah gerakan para musuh yang mencoba berlari dariku dan bawalah mereka kesisiku.UNLIMITED : LOCK ON."
Tiba-tiba pergerakan pria itu berhenti dan dia merasa secara paksa dibuat membalikan badannya dan kembali berjalan mendekati gadis menyeramkan yang seharusnya tidak dia jadikan lawan.
Dia menyesal, benar. Jika hanya anggota inti mungkin dia bisa melawan mereka, namun di hadapan sihir tertinggi untuk para kekasih dewa, Unlimited terlalu mustahil untuk dikalahkan!
"Aku sudah bilang sebelumnya bukan? Kamu akan menyesali tindakanmu hari ini dan berharap bahwa lebih baik tidak dilahirkan kedunia ini." ujar Evelyn penuh seringai.
"Menyebarlah wahai panah-panahku dan tunjukan hukuman yang pantas mereka dapatkan." lanjut Evelyn lagi.
Panah-panah kristal es itu menyebar keseluruh penjuru Plaza dan menyerang semua anak buah dari pria itu baik yang bersembunyi maupun tidak.
"Arghh.. "
"Ahhh.."
"Apa ini?!"
"Ughh.."
Berbagai teriakan terdengar dari berbagai sudut Plaza.
"Kumpulkan." ucap Evelyn santai.
Kemudian semua anak buah pria itu baik yang bersembunyi atau tidak semua tertarik ke tengah alun-alun Plaza.
Pria itu menatap Evelyn tak percaya, dia memang merasa sakit dan menggigil seluruh tubuh ketika panah ditembakan ke tubuhnya yang membuatnya benar-benar merasakan bahwa mati lebih baik.
Namun yang lebih parah dari semua itu adalah bahwa dia merasakan kekuatannya tersegel dan ini membuatnya merasa bahwa dia lebih baik tidak dilahirkan didunia ini karena dunia ini semuanya mengedepankan kekuatan atas apapun bahkan anggota keluarga Kekaisaran harus tunduk pada organisasi karena organisasi itu tak terukur kuatnya.
Evelyn sebenarnya tidak bermaksud mengurus semua penjahat disini, dia hanya peduli pada Liana namun kalau dia tidak mengurus mereka maka Liana pasti akan marah jadi Evelyn terpaksa mengurus semua penjahat di Plaza.
Dia dengan jengkel menatap ke balkon atas Plaza, mereka benar-benar tidak berguna dari awal sampai akhir hanya bisa melihat saja. Yah walaupun memang dia tak butuh bantuan mereka, tapi rasanya tetap menyebalkan.
Lili, Buenos dan Florence merinding begitu tatapan Evelyn menerpa mereka, sementara King hanya tersenyum.
"Dia adalah kandidat terkuat untuk menjadi Queen." ucap King final.