Sudah lewat tengah malam. Itu tenang baik di dalam maupun di luar ruangan. Cahaya di ruang tamu hanya menyinari separuh wajah Leon, dan separuh lainnya tersembunyi di balik bayangan.
Dengan senyum tipis di sudut mulutnya dan tatapan lembut di matanya, dia jelas bermaksud mengingatkan Michelle untuk tidak memercayai orang lain, bahkan dia, kakaknya.
Namun, hasilnya adalah sebaliknya. Sebaliknya, Michelle lebih mempercayainya. "Kamu benar. Ada banyak jenis kejahatan yang tidak dapat dibedakan. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi masalah saat ini adalah yang paling penting."
Setelah mengatakan itu, dia tersenyum lagi, memperlihatkan dua gigi taringnya yang lucu.
Leon terkekeh, "Kakak, apakah kamu selalu seperti ini? Kamu percaya apa pun yang dikatakan orang lain."
"Tentu saja tidak. Aku pintar. Aku tidak akan mudah percaya pada orang lain. Natasya juga bilang aku pintar." Michelle mengangkat dagunya dengan bangga.