Perkelahian tidak terelakkan. Zain menahan setiap serangan yang masuk dan langsung membalas dengan tendang kedua kaki atau tangan kanannya, karena Zain tetap mempertahankanku dalam dekapan tangan kirinya dan menghadapkan kepalaku ke belakang bahunya.
"Orang ini hebat juga ternyata!" ucap salah satu laki-laki rambut cepak diiringi senyuman mencemooh ketika terpukul mundur oleh Zain.
"Hehehe..." Rekannya yang masih terus melancarkan serangan kepada Zain, tertawa kecil mendengar perkataan lelaki rambut cepak sambil terus berusaha menusukkan pisaunya kepada Zain yang lebih banyak menghindar. "Kenapa kamu hanya bisa menghindar menghadapi pisau kecil ini?!"
"Kenapa kamu bisanya dengan pisau kalau menyerang?" provokasi Zain santai sambil terus menghindar.
