Zain sedang menggendongku untuk pulang ke apartemen Karin melalui jalan belakang ruko ketika ponselnya berbunyi. Zain mengangkat telepon masuk itu yang tak lain dari Karin. Aku sangat mengenali suaranya walau dari telepon.
"Halo Karin."
[Zain, kamu sudah bertemu Shiro?]
"Sudah. Tenang saja. Sekarang dia sedang nongkrong di bahu kananku dan menguping pembicaraan kita..."
"Siapa yang kamu bilang menguping?! Kamulah yang memaksaku untuk pulang. Padahal aku bisa pulang sendiri bersama Eren!" potongku ikut berbicara karena jalan belakang ruko itu sepi, tidak akan ada yang mendengar dan melihat aku berbicara.
[Oh... ya ampun... aku dimarahi kucingku sendiri. Padahal aslinya dia itu hanya anak manusia dan masih di bawah umur...]
"Siapa yang kamu katakan anak di bawah umur? Aku ini sudah..."
"Tentu saja kamu masih anak di bawah umur." Potong Zain lalu lanjutnya. "Dari suaramu saja jelas kalau kamu masih bocah."
"Aku bukan bocah..." seruku dengan sedikit merungut.