Aku dan Eren baru saja sampai di atas atap ruko tiga lantai terakhir yang kosong dan akan bergerak ke jalan turun ketika kami melihat kucing jantan, gemuk berwarna hitam putih sedang berjalan sendirian di gang ruko yang salah satunya di sewa komplotan penyihir.
[Itu si pak tua.] ucap Eren sambil menoleh sekilas kepadaku.
Aku mengangguk. [Mau ke mana dia?]
[Kebetulan Iyas tinggal di daerah pemukiman di balik tembok. Mungkin Iyas pernah mengajaknya main ke rumahnya dan sekarang sedang ingin ke sana.] jelas Eren.
[Apa sudah lama Iyas tinggal di sana? Bagaimana kamu bisa tahu?] selidikku.
[Aku rasa sudah cukup lama, ketika aku masih kecil dia sudah tinggal di sana. Lagian kan dekat dengan tempat kerjanya. Aku tahu karena dulu aku dan ibu tinggal di wilayah pemukiman itu bersama Iyas yang memungutku dan ibu yang kakinya patah dari pasar saat itu!]
Aku mengangguk mengerti. [Jadi Iyas yang merawatmu dan mengobati ibumu hingga sembuh! Itu artinya kamu adalah kucingnya Iyas?!]