Laki-laki itu menghela nafas entah sudah berapa kali sejak pertama aku melihatnya di tempat parkir. Sangat menjengkelkan mendengarnya menghela nafas, seolah kehidupannya lebih berat dari pada kucing jalanan yang untuk makan sekali saja perlu perjuangan agar tidak ditendang manusia tak berhati atau dapat tulang kecil saja harus bergulat dengan kucing jalanan lain yang sama-sama kelaparan.
"Bisa menghela nafas juga? Berat sekali sepertinya hidup sebagai setan." Ucap Karin santai yang masih duduk manis di atas motor sambil memegang pet cargo dengan Queen di dalamnya.
"Biarkan saja. Yuk, kita pulang."
"Eh, eh... tunggu..." cegah lelaki itu. "Kenapa kalian suka sekali buru-buru. Kalau mau ke toilet, tu di dalam sekolah kan ada."
"Ha." Zain jadi ikutan menghela nafas, namun sepertinya karena kesal.
"Eh. Jadi bukan karena mau ke toilet? Hehehe..." balas lelaki itu dengan santai sambil mengemut es krimnya.
