Kami sampai sore berada di pesantren itu. Main sepuasnya di taman pesantren bagian dalam yang luas. Kejar-kejaran, memanjat bunga-bunga yang berbatang dan tidak berduri. Tentunya main bersama kucing di tempat itu, dua ekor anak bayi kucing umur dua bulan dan tiga kucing dewasa yang bersahabat karena mereka biasa di lingkungan yang ramah terhadap kucing.
Aku tidak peduli dengan obrolan yang dilakukan Karin, Zain, Imran, Kiai dan orang guru lainnya di ruang tamu pesantren itu. Lebih enak main, menikmati permainan menjadi kucing dengan kejar-kejaran. Selain itu juga melatih kemampuanku bermanuver saat berlari dalam kecepatan tinggi.
Saat sedang main bersama, kami dipanggil oleh Imran yang telah membawa beberapa piring kecil dan satu kantong berisi ayam goreng krispi.
"Ayo kumpul semuanya! Kiai membelikan kalian semua ayam goreng, masing-masing dapat satu potong. Jangan gaduh ya, saat makan. Jangan berkelahi! Mengerti?!"
