Review sebelumnya
Ben tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baiklah. Kapan tuan mau melakukannya?"
"Sekarang!"
"Sekarang?!" Ben terdengar kurang yakin dengan pendengarannya.
Aku mengangguk tegas.
"Baiklah. Tapi ini hanya sebentar saja, kan?"
"Ya. Jangan khawatir, aku tak akan lama. Aku tahu kamu besok kerja!"
"Di mana tempatnya? Akan saya bawa tuan langsung ke sana!" ucap Ben dengan penuh percaya diri.
***
BAB 218
Aku menatap Ben terlebih dahulu sebelum menjawab. "Rumah sakit khusus jantung satu-satunya di kota ini, lantai delapan! Nomor 208."
Ben berdiri dan berjalan ke arahku. "Saya akan menggendong tuan untuk ke sana. Tolong jangan marah atau tersinggung."
"Baiklah."
Ben menggendongku ke dalam pelukannya setelah itu ia langsung menjentikkan jari tangan kirinya. CTIIKK!!! Hanya dalam sekejap mata saja kami telah berpindah tempat. Di lorong rumah sakit yang sepi karena sudah malam.
"Kita sudah di lantai delapan. Di mana kamar 208 nya tuan kucing penyihir?"