Review Sebelumnya.
"Wah... kasihan sekali kucing itu!" komentar Karin. "Tapi untung ayahnya Maya itu sifatnya tidak sama seperti ibunya."
"Iya, berkat kebijaksanaan ayahnya maka Maya bisa berubah sekarang. Oh iya, kucing pertamamu itu bagaimana bisa RIP?" tanyaku pada Zain.
"Biasalah. Sudah tua." Jawaban singkat Zain.
Mendapat jawaban Zain, aku lalu melihat kepada Karin.
"Apa?" tanya Karin karena aku memperhatikannya.
"Apa kamu mau aku tangkap merpati lagi, Karin?"
Karin tersenyum lebar dan mengusap kepalaku beberapa kali. "Tidak. Lain kali saja. Tapi daging merpati itu sungguh enak!"
Aku mengangguk dan tersenyum. "Ya. Baiklah."
Kami akhirnya sampai di apartemen. Zain memarkirkan mobil di tempat parkir khusus tamu.
***
BAB 176
Kami duduk bersama di ruang keluarga apartemen Karin sore itu setelah Zain dan Karin membuat jus jeruk bersama ketika Queen mengikuti mereka karena mau tahu apa yang dilakukan dengan memanjat meja dapur.
[Kalian buat apa?]