Aku duduk lalu melompat turun dari tempat tidur dan berjalan menuju sofa. "Sebaiknya jangan bicara di tempat tidur."
"Baiklah." Zain mengikuti ajakanku untuk membicarakan soal pekerjaannya itu. Begitu duduk di sofa Zain segera membuka tasnya, mengeluarkan beberapa lembar kertas bergambar dan menyusunnya di hadapanku.
Aku memperhatikan gambar-gambar itu. "Gambar apa ini?"
"Semua ini adalah gambar obat-obat terlarang! Atau narkoba. Tugas yang saya terima dari Pak Hamidi ini sudah saya terima tepat saat kita bertemu di lorong dekat markas penyihir itu!"
"Jadi kamu sedang menyelidiki kasus narkoba?"
Zain mengangguk. "Benar. Karena saya mendapat petunjuk baru dan membingungkan, makanya saya membicarakan masalah ini padamu. Saya mau minta bantuanmu menyelidiki kasus ini!"
"Memangnya kucing sepertiku bisa membantu apa?"