Ruko markas penyihir.
Si laki-laki kurus berwajah pucat baru saja kembali. Ia menaiki tangga menuju ke lantai tiga dengan setengah berlari. Cuaca panas membuatnya ingin cepat sampai dalam ruangannya untuk menikmati minuman dingin. Namun laki-laki itu harus membuat laporan terlebih dahulu kepada atasannya.
Satu dari dua pintu ruangan yang ada di lantai tiga itu segera diketuk oleh si lelaki kurus berwajah pucat. Tanpa perlu menunggu jawaban lelaki itu membuka pintu perlahan. Udara dingin dari mesin pendingin ruangan langsung terasa begitu pintu terbuka. Dalam ruangan remang-remang namun luas karena satu lantai di bagi menjadi dua bagian saja itu terlihat seorang laki-laki lain tiduran pada sebuah sofa panjang yang bisa diduduki oleh tiga orang.
