Aku dan Tamimi masih bersama di atas tembok hingga menjelang tengah hari. Hari memang cerah sekali hari itu, tetapi bayangan dari hotel membuat kami terlindung dari sengatan matahari langsung. Karena itulah kami bisa bertahan cukup lama di atas tembok itu tanpa mengeluh kepanasan.
Tamimi menoleh kepadaku dengan wajah memelas dan lelah.
[Mau istirahat?] tanyaku merasa kasihan melihat kucing kecil sepertinya harus ikut-ikutan berpanas-panasan. Di suruh main di halaman depan bersama Tri dan Choky malah ikut aku berjaga di belakang.
Tamimi mengangguk pelan. [Iya.]
[Baiklah. Ayo kita kembali.] ucapku langsung mulai berjalan.
Tamimi yang dari awal memang di sisi kiriku kini berjalan di depanku.
