Hamidi berdiri memperhatikan Zain dari anak tangga terbawah. Seorang anak muda yang tinggi, tegap dengan rasa keadilan tanpa pandang bulu! "Apa kamu yang memberi makan kucing liar di sini?"
"Iya, benar pak." Jawab Zain pelan.
Beberapa Polisi lain yang memperhatikan sejak dari lantai dua karena suara Doni yang meninggi tadinya terlihat diam dan hanya menunggu karena Hamidi berdiri tepat di anak tangga terbawah. Sehingga banyak yang segan untuk menyela dengan turun atau pun dengan naik ke lantai dua.
"Kucing yang kamu beri makan itu cukup berbakti dengan menangkap tikus-tikus, tapi tolong mayat tikusnya segera bereskan. Saya tidak suka diberi kejutan tikus hampir tiap hari!" ucap Hamidi santai sambil berjalan menuju kafetaria.
Zain, Doni dan anggota Polisi lainnya menarik nafas lega mendengar perkataan Hamidi. Awalnya mereka pikir Hamidi akan memberikan hukuman karena membiarkan kucing liar berkeliaran di dalam kantor mereka.
