Aku melihat kepada Karin dan Tuan Max yang berencana mau membawa si kucing putih oren ke tempat anaknya. Seperti itu sebuah rencana yang bagus agar induk kucing itu percaya, tapi bukan perkara mudah untuk membuat si kucing mempercayai rencana ini begitu mudahnya. Kucing itu masih dipenuhi amarah karena kehilangan anak, walau kini tampak tenang.
[Am... hei, kamu kan mau bertemu bayimu, kalau begitu ikutlah kami untuk menemuinya...]
[Aku tidak percaya! Kamu pasti hanya bohong dan mempermainkanku!] potong induk kucing itu.
Aku menoleh ke kiri. Benar tebakanku. [Ya, aku paham kamu masih tidak percaya begitu saja. Tapi kamu sudah lihat sendirikan, tak ada anakmu di apartemen ini! Ikutlah bersamaku untuk membuktikannya...]