Chereads / Dia Imamku. / Chapter 21 - Akad

Chapter 21 - Akad

Setelah itu sang perias membawa Sinta ke tempat dimana baju pengantin sudah disiapkan, yaitu gaun putih yang sangat cantik dan panjang.

"Ini neng bajunya silahkan dipakai dulu nanti biar mbak aja yang ngerapiin kalau memang neng tidak bisa," ucap sang perias kepada Sinta.

"Iya mbak biar aku pakai dulu ya," ucap Sinta.

Beberapa menit Sinta memasang baju pengantin itu ke tubuhnya dan tidak terasa air matanya pun menetes, dia teringat akan kedua orang tuanya dia sangat sedih, dan setelah beberapa menit Sinta pun keluar dari kamarnya.

Ketika itu Sinta melihat di luar rumahnya banyak sekali orang yang menunggu dirinya untuk keluar dari kamar dan dia juga pun sudah melihat Feri berada di luar beserta semua keluarganya, Sinta pun bergegas untuk duduk di samping Feri karena akad nikah sedikit lagi akan dilaksanakan.

"Neng ayo mbak bantu untuk duduk di samping mempelai laki-laki, karena gaunnya sangat panjang dan susah kalau harus berjalan sendiri," ucap sang perias itu kepada Sinta.

Sinta pun hanya berdiam saja dan tidak menghiraukan apa yang dibicarakan oleh sang perias itu, ketika itu Sinta sangat gugup dan duduk di samping Feri.

Feri mengucap janji suci pernikahan di depan mata Sinta dan disaksikan oleh orang banyak, ketika itu hati seorang Ibu sangat bahagia melihat anaknya menikah dengan pilihan orang tuanya.

Akad nikah pun berlangsung sangat lancar, Feri tidak ada kendala dalam pengucapan ijab qobul itu.

"Sekarang aku jadi istri orang dan sekarang aku tidak tinggal lagi dengan Ibu dan Bapak aku harus mengurus suamiku, melayani suamiku dan harus menurut dengan suamiku karena bagaimanapun dia, dia adalah suamiku," gumam Sinta dari dalam hatinya.

Acara pernikahan Sinta pun berjalan dengan lancar dan semua keluarga bahagia melihat proses pernikahan Sinta dan Feri.

Semua terlihat senang karena Sinta mulai tersenyum didepan keluarganya Sinta berfikir karena dia tidak ingin membuat keluarganya sedih dan kecewa.

"Kamu bahagiakan menikah dengan aku? kamu tidak kecewakan menikah dengan aku?" tanya Feri kepada Sinta.

"Yang kamu lihat seperti apa? mungkin kamu tidak perlu bertanya kamu hanya melihat wajahku seperti apa saja, apakah aku terlihat senang atau sedih mungkin kamu bisa menebaknya Iya kan," ucap Sinta kepada Feri.

"Sekarang kita akan hidup bersama-sama dan aku juga sudah menyiapkan rumah untuk kita jadi kamu tidak usah khawatir, untuk kedepannya kita bagaimanaaku sudah mempersiapkan semua," kata Feri.

"Aku hanya berdoa kepada Tuhan semoga aku dan kamu bisa bahagia dan aku tidak merasa sedih lagi, memang aku menikah dengan kamu ini hanya terpaksa karena suruhan orang tua aku dan karena orang tua aku tidak bisa membayar hutang kepada orang tua kamu, tapi setidaknya jika aku sudah menikah dengan kamu, aku berusaha menjadi seorang istri yang berbakti kepada suami dan calon Ibu yang baik untuk anak kita nanti," ucap Sinta kepada Feri.

"Iya semoga saja semua seperti apa yang kamu doakan," ujar Feri kepada Sinta.

Seminggu setelah pernikahan Sinta dan Feri mereka pun memutuskan untuk pindah dan tinggal di rumah yang telah persiapkan untuk mereka berdua, Feri pun berpamitan kepada kedua orang tua Sinta dengan cara baik baik.

"Ibu Bapak ini sebenarnya niat Sinta dan niat Feri karena Feri juga sudah menyiapkan segala sesuatunya jadi Feri sudah menyiapkan juga rumah untuk Sinta dan Feri tinggali dan mungkin besok atau lusa Sinta dan Feri akan pindah ke sana Bu, karena tidak ingin merepotkan kedua orang tua dan ingin hidup mandiri," ucap Feri kepada Ibu dan Bapak Sinta.

"Loh kok Ibu dan Bapak Baru tahu ya kalian sudah punya rumah sendiri dan ingin cepat-cepat berpisah dengan Bapak dan Ibu apa tidak terlalu cepat atau bagaimana karena ini baru beberapa hari dan belum juga sampai 1 bulan kalian di sini sudah mau pindah aja," ucap Ibunya kepada Sinta dan Feri.

"Iya Bu sebenarnya inginnya sih 1 bulan 2 bulan di sini tapi Feri sudah ingin bekerja di perusahaan Bapak jadi cepat-cepat pindah saja daripada menyusahkan orang tua kan tidak enak juga," ucap Feri kepada Ibunya Citra itu yang kini menjadi mertua dari Feri.

"Ya kalau ibu sih, bagaimana baiknya saja antara kalian berdua karena yang menjalin hubungan rumah tangga agar kalian berdua dan kalian berdua harus hati-hati karena kalian juga kan baru menikah dan biasa orang baru menikah itu banyak sekali godaannya," ucap Ibunya itu kepada Feri.

"Ya Bapak juga seperti itu nak, jadi kalau mau berumah tangga sendiri dan ingin rumah sendiri itu harus siap segalanya ya apalagi Sinta, Sinta itu Bapak dan Ibu memanjakan dia jadi mungkin kalau dia tidak pintar masak dimaklumi saja karena Sinta memang anak yang manja karena Ibu dan Bapak sangat menyayangi dia ya," ucap Bapaknya itu kepada Feri.

"Iya nanti kalau itu mah gampang Pak Feri juga jago masak kok kalau memang Sinta belum Mahir tentang dapur juga tidak apa-apa, karena aku juga jarang makan di rumah pastikan, ngantor juga kalau memang Sinta tidak masak juga aku tidak akan marah," ucap Feri dengan memandang istrinya itu.

"Iya bener ya pokoknya jagain anaknya Ibu kalau kalian mau tinggal di rumah sendiri dan mandiri pokoknya kalian harus tetap jaga kesetiaan dan tidak boleh kasar kepada suami ataupun istri kalian harus sama-sama berjuang karena rumah tangga kalian kan baru umur jagung," ucap Ibunya itu kepada Feri dan Sinta.

"Iya Bu doakan saja semoga baik-baik saja rumah tangga kami apalagi rumah tangga kami ini masih seminggu dan kami juga sudah memutuskan untuk tinggal sendiri, karena Mas Feri juga sudah mempunyai rumah Bu untuk aku dan dia tinggal di sana supaya tidak membebani kedua orang tua, orang tua Sinta dan orang tua Mas Feri juga, semoga rumah tangga aku dan Mas Feri selalu dalam lindungan Allah doakan ya Bu," ucap Citra udah kepada Ibunya itu.

"Ibu selalu mendoakanmu dengan Feri semoga kalian bahagia dunia akhirat dan tidak ada pertengkaran yang sangat serius karena Allah sangat tidak suka adanya perceraian, jadi kalian harus saling menjaga ya menjaga hati terutama," ucap Ibunya itu kepada Sinta.

Dan Ingat pesan Bapak ini Feri karena perempuan itu sering manja dan apalagi Sinta, Sinta itu adalah wanita yang menjadi kamu harus tahu sifat dia seperti apa dan jangan sampai kamu membentak Sinta karena dia tidak pernah Bapak bentak sedikitpun, sama kayak Ibunya Sinta dia juga sangat manja dan begitu pula dengan anak Bapak yang satu ini jadi kamu harus memanjangkan dia, jangan sampai dia menangis apalagi kamu sampai kasar sama dia jangan pernah ya, Bapak titip Sinta kalau kalian sudah pindah ke rumah baru kalian," ucap Bapaknya itu kepada menantunya itu.

Feri pun tersenyum mendengarkan perkataan Bapak dan Ibu Sinta.

"Ya Feri tau kok pokoknya yang terbaik untuk Sinta semoga saja aku bisa melakukannya karena dia sekarang sudah sah menjadi istri aku dan tanggung jawab aku dia juga kehormatan aku, jadi aku harus menjaga dia dengan sepenuh hati dan saling menyayangi satu sama lain mungkin Sinta belum menyayangi aku, tapi dengan berjalannya waktu Semoga saja bisa merubah hati Sinta," ucap Feri kepada kedua orang tua Sinta.

Bersambung