"Kalau lo ngomong gitu lagi, gue jogrokin sekarang lho ke ujung rooftoop."
Dodi menunjuk ujung rooftoop dengan tatapan kesalnya, bisa-bisanya Caca ngomong dengan arti kata, yang baru saja didebatkan?
Caca merangkul bahu Dodi sembari mengusap-ngusapnya pelan. "Canda Dod. Gue nguji kesabaran lo aja, gue juga tau kalau Bima nikahnya di KUA, terus bonyoknya kagak ngijinin kita Dateng, makanya kita gak di undang, bener kan?"
Karena sudah lelah, Dodi mengusap wajahnya kasar lalu berdehem. "Emm.."
"Tumben hm hm hm mau cosplay jadi si batu lo? Atau mau cosplay jadi Nisa Sabyan?"
"Serah lo lah monyet, mau gue cosplay Nissa sableng kek, mau cosplay sapa kek, capek gue. Capek gue ngomong sama lo!" Ujar Dodi dengan nada lelah, bisa-bisanya ia punya teman seperti ini.
"Oh iya gue mau nanya? Diantara kalian beneran sebelumnya gak kenal kakak gue atau liat gitu?" Tanya Caca, kembali mengingat isi teka-teki waktu itu.