Esok paginya, Rafa bangun pagi dengan segar. Ia meregangkan tubuhnya dengan perasaan lega. Entahlah, mungkin karena dirinya sangat menikmati acara kemarin. Apalagi ia sebagai saksi antara pendekatan kakang dengan kak Nanda. Dirinya sangat setuju jika kakang bersama kak Nanda. Banyak point plus dari dia bagi Rafa dan akan sangat cocok untuk kakang. Mungkin dari sini Rafa ingin mencoba untuk membantu mereka berdua agar lebih dekat hihii. Tapi Rafa tidak tahu harus memulainya dengan apa. Daripada memikirkan itu, lebih baik Rafa sarapan terlebih dahulu untuk mengisi energinya. Cacing di perutnya sudah menggeretak Rafa. Ia berjalan lemas menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan bergosok gigi lalu menuju dapur, menghampiri kak Jesy yang tengah masak. Aromanya sangat kuat sampai menusuk indra penciumannya. Wangi, yang Rafa rasakan.
"Buat apa kak?" Rafa merasa asing melihat menu yang kak Jesy buat.