Chapter 228
Tidak ada yang mau menjadi rakyat dari raja yang bersembunyi dan menyembunyikan wajahnya.
**
Kini Lian dan Mayang tengah berjalan dijalan penegahan kota, indahnya alam mulai terlihat beberapa rumah membendungi. Kilatan kelelahan terlihat diwajah mereka, suasana yang tadinya santai sekarang terlihat pasrah gundah tak berdaya.
Matahari sudah berada diatas kepala, terik matahari tetasa menyengat begitu panas. Sudah cukup sampai disini, tidak ada yang bisa dilakukan selain terus berjalan mengabaikan keringan peluh.
"Apa masih jauh?" tanya Liab mulai kelelahan. Memakai sendal jaman kuno seperti ini membuat Lian agak sulit berjalan.
"Ini baru sampai dibalai kota kak, pusat kota masih beberapa ratus kaki lagi." sahut mayang menggandeng tangan Lian.
"Tapi, aku sangat lelah." Lian terduduk ditanah.
Melewati jalan rumah penduduk yang sempit, jalan batu batuan, melewati jembatan sungai besar membuat tenaganya sedikit terkuras.