"Buahahha.. anjir dicium karena ngelindur dong," Coki puas menertawakan cerita Levin.
Levin mendelik kesal samil berdecak, bisa bisanya Coki menistakan sahabat sendiri. "Lo ya.. bukannya suport malah nistain," cibir Levin.
Coki berhenti tertawa. "Lo mau gue suport apa bego? dukung lo jadian sama sodara lo sendiri?" tanya Coki.
"Kagak lah!" sanggah Levin.
"Terus?"
"Ya suport apa kek, masa.. gitu deh pokoknya!" Levin jadi ambigu sendiri.
Coki menggeleng melihat sahabatnya itu, pantas saat mereka SMP dulu Levin terlihat mesem mesem jika berpapasan dengan kakaknya sendiri disekolah, jadi penyebab nya itu.
"Levin Levin.. jadi sekarang lo mau apain perasaan lo buat kakak lo itu?" tanya Coki.
"Apaan? gue bilang kan dulu pas gue SMP, bukan sekarang. Kalau sekarang gue yang ada ilfeel sama itu manusia satu, kerjaannya ngomel ngomel mulu kayak toa pak Sholeh," ungkap Levin.
"Hilih.." Coki mencibir.
****