Perlahan Valeno membuka semua kancing baju gadis itu, melorotkan semua helaian benang hingga tersisa bra dan celana dalam berwarna hitam. Mata Valeno semakin bergairah, tangan nya perlahan membuka bra tersebut dan membungnya ke sembarang arah, terpampang gunung kembar Sinta yang tak sebesar Aleya kelihatan nya.
"Valeno sialan jauhin tangan busuk lo dari tubuh temen gue! jangan rusak dia please, dia gak tahu apa apa!" teriak Aleya menendang nendang tubuh Valeno agar jauh dari teman nya, Sinta.
Valeno menepis kaki Aleya beberapa kali, nampak nya Aleya tak mau berbagi milik Valeno dengan orang lain. "Kenapa? kamu gak lihat bagaimana menderita nya temen kamu ini di alam mimpi?" tanya Valeno mencengkram kaki Aleya.
"Sinta bakalan lebih menderita lagi kalau tahu mahkota nya lo ambil sialan!" teriak Aleya marah.
"Hahha.. kamu lucu sekali Leya, justru teman mu ini akan berterimakasih pada ku nanti nya," sahut Valeno.
"Maksud lo apa anjing! jangan berbelit belit," ujar Aleya.