Setelah memutuskan untuk berjalan bersama dengan Nicolas ke pusat kota terdekat, kami berdua pun menyempatkan diri untuk beristirahat di sebuah kota kecil yang terlihat sedikit kumuh disetiap sudut kotanya.
"Kau tau Nicola, meski aku tinggal di negara ini, namun jujur saja, aku tidak mengetahui bahwa ada kota sekumuh kota ini," Seruku seraya memandangi sekeliling. "Maksudku, coba kau perhatikan, begitu banyak para gelandangan disekitar sini." Tambahku seraya memperhatikan gelandangan yang sedang teridur pula di sebuah gang disudut kota tersebut.
"Sepertinya kau bukanlah dari kalangan masyarakat biasa Silvia..."
Aku pun menatapnya heran. "Apa maksudmu Nicola ?"
"Kota ini memang sudah bertahun-tahun seperti ini, terlebih bukan hanya kota ini saja yang terlihat kumuh seperti ini. Bahkan dipusat kota sekali pun, kau masih akan menemukan wilayah kumuh seperti ini."
"Benarkah itu ?" Tanyaku yang semakin keheranan.
Aku merasa heran dikarenakan seingatku, sewaktuku kecil, sewaktu pertamakalinya aku menginjakan kaki di negara ini, negara ini benar-benar terlihat sangat maju. Bukan hanya terlihat maju, akan tetapi juga terlihat bersih dan tak ada sama sekali gelandangan yang berkeliaran disudut kota. Jangankan di pusat kota, dikota kecil seperti tempat tinggal pamanku pun tak ada gelandangan yang berkeliaran di sudut kota, maka dari itu aku sedikit terkejut melihat betapa kumuhnya kota ini dan juga banyaknya gelandangan yang berkeliaran bebas di sudut kota.
"Ya..., Itu semua berkat kejadian beberapa tahun yang lalu."
"Kejadian beberapa tahun yang lalu ?" Tanyaku seraya menatapnya dengan penuh antusias.
Tiba-tiba Nicolas menghentikan langkah kakinya. Didepan sebuah restoran yang terlihat cukup mewah untuk sekelas kota kecil yang terlihat kumuh.
"Untuk jawaban dari pertanyaanmu itu akan menjadi pembicaraan yang sangat panjang, jadi bagaimana jika kita membicarakannya didalam saja." Serunya seraya menunjuk restoran tersebut.
"Sepertinya restoran ini terlihat cukup mahal Nicola, aku rasa aku tidak akan sanggup membayarnya." Keluhku yang tidak memiliki cukup uang saat itu.
"Meski aura, sikap, dan tampangmu terlihat seperti orang kalangan atas, ternyata kau tidak memiliki uang ya...," ucap Nicolas seraya tertawa meledekku.
Aku pun hanya bisa tersenyum malu dan berusaha sebisa mungkin menahan hasratku yang ingin berteriak. "Aku adalah keluarga Sapphire !"
Lalu Nicolas pun tersenyum manis menatapku, lalu dengan lembut ia memegang tanganku. "Tapi tenang saja, sedari awal aku memang berniat mentraktirmu." Ucapnya seraya kemudian menarikku masuk kedalam restoran tersebut. Sementara itu, aku pun dengan senang hati ikut bersamanya kedalam restoran itu, lagi pula saat itu aku juga benar-benar sudah merasa sangat lapar.
Karna saat itu Nicolas mengatakan kepadaku bahwa aku boleh memesan apa pun yang aku mau, alhasil aku pun memesan cukup banyak menu makan dan minuman unggulan direstoran itu.
"Benar tidak masalah kan ?" Tanyaku seraya berharap ia mengatakan 'iya'
"Tentu saja" Jawabnya seraya tersenyum lebar kepadaku.
Ketika pesanan datang aku pun dengan lahapnya langsung segera menyantap makanan dan minuman yang telahku pesan itu.
"Mengenai hal yang tadi, aku masih penasaran tentang kejadian beberapa tahun yang lalu, yang kau maksudkan itu Nicola." Tanyaku seraya menyatap beberapa potong Pizza.
Nicola tiba-tiba saja menegakkan posisi duduknya. "Oh iya, aku sampai lupa mengenai hal itu," Sebelum melanjutkan omonganya ia menyempatkan dirinya menoleh ke kanan dan ke kiri guna memeriksa keadaan. "Baiklah, akan aku jelaskan jadi dengar baik-baik," Aku pun menganggukan kepalaku perlahan. "Jadi 5 tahun yang lalu ada sebuah kejadian yang membuat tingkat kriminalitas di dunia ini semakin meningkat dan merajalela, kejadian itu adalah terbantainya salah satu organisasi pembunuh bayaran terbesar di dunia ini yaitu D.E.A.T.H hanya dalam 1 malam."
Seketika aku terkejut mendengarkan hal itu keluar dari mulut Nicola, bahkan sampai-sampai aku tersedak pizza yang sedangku makan. "Uhuk uhuk."
"Kau kenapa Silvia, cepat minum dulu." Ucap Nicolas seraya memberikanku air dingin yang tersedia di meja.
Kemudian aku pun meminum air dingin tersebut. " Tidak apa-apa Nicola, aku hanya terkejut mendengar fakta bahwa organisasi yang kau bilang sebagai organisasi pembunuh bayaran terbesar di dunia, bisa dibantai hanya dalam 1 malam saja, seakan-akan itu tidak dapat dipercaya samasekali."
"Ya... awalnya aku juga berpikir seperti itu, mustahil ada seseorang manusia yang dapat membantai sebuah organisasi tua dan mengerikan seperti D.E.A.T.H hanya dalam 1 malam dan seorang diri !, itu benar-benar sulit untuk dipercaya."
"Tunggu dulu...," Ucapku memotong ucapan Nicola.
Dengan wajah penuh keraguan aku pun sekali lagi berusaha meyakinkan diriku sendiri. "Sendirian kau bilang ?!" Nicolas dengan tenangnya menganggukan kepalanya.
Aku pun hanya bisa terdiam membeku seakan tak percaya dengan hal itu. "Orang macam apa yang bisa melakukan itu sendirian, dia pasti orang yang sangat gila !"
"Ya..., aku rasa juga begitu, akan tetapi bukan itu masalahnya."
"Lalu apa ?"
"D.E.A.T.H adalah organisasi pembunuh bayaran yang paling ditakuti oleh semua organisasi kejahatan, siapapun mereka. Oleh karna itu dengan keberadaan D.E.A.T.H tak ada satu pun organisasi kejahatan yang berani macam-macam terhadap yang satu dengan yang lainya, karna jika ada yang macam-macam maka D.E.A.T.H akan turun tangan dan menghancurkan salah satu organisasi tersebut, oleh karna itu kejahatan yang dilakukan organisasi kejahatan menjadi teratur, namun bagaimana jika predator utama mereka menghilang seketika dalam peradaban ?"
"Entahlah...." Seruku seraya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan raut wajah polos nan bodoh.
"Ibarat rantai makanan, jika Ular sang predator utama dalam rantai makanan dipersawahan hilang dalam sekejap maka para hama tikus akan merajalela dan menghabisi lahan panen para petani yang nantinya akan berdampak pada masyarakat sekitar, simpelnya yang akan terjadi jika salah satu dari rantai makanan lenyap dengan seketika maka keseimbangan ekosistem akan terganggu, dan itulah yang terjadi pada dunia kejahatan sekarang."
Aku masih diam memperhatikan Nicolas berbicara dengan serius.
"Kejahatan mulai timbul dimana-mana, orang-orang yang dulunya takut mencapuri bisnis para mafia atau organisasi kejahatan lainya, sekarang semakin berani untuk ikut masuk kedalam bisnis yang sama dikarenakan sudah tidak ada lagi yang mengatur mereka, tidak ada lagi sosok yang ditakuti,"
"Separah itukah Nicola ?"
"Harus aku katakan, bahkan lebih dari yang kau bayangkan Silvia. Banyak dari mereka yang mengatur stok makanan pokok masyarakat, yang mana mereka timbun untuk keuntungan mereka sendiri, bukan hanya makan pokok, akan tetapi obat-obatan, pakaian dingin, dan barang-barang penting lainya sudah banyak dikendalikan oleh mereka, itulah yang membuat sekarang semakin banyak orang yang kelaparan, dan tidak memiliki tempat tinggal, karna semakin langkanya sesuatu akibat sesuatu tersebut ditimbun, maka semakin mahal pula sesuatu tersebut, sehingga tak banyak masyarakat yang mampu membayar semua itu, alhasil jadilah seperti ini, kondisi yang mengerikan ini."
Aku pun menyenderkan badanku dikursi empuk restoran tersebut. "Hilangnya sebuah organisasi kejahatan terbesar di dunia ini bukannya membuat dunia menjadi lebih baik, justru malah membuatnya semakin buruk !"
Nicola menunjukan mimik wajah murungnya. "Selama manusia masih memiliki hasrat dan pikiran untuk mencapai sebuah kebahagiaan, maka kejahatan tak akan pernah hilang Sil."
"Benar-benar mengerikan, aku tidak mengetahui hal itu terjadi disekitarku, mungkin ini karna kehidupanku yang selalu tercukupi," Keluhku seraya menatap langit-langit Restoran. "Tapi Nicola, apakah pemerintah tidak menanggapi persoalan ini ?"
Nicola nampak tersenyum pahit. "Personal itu aku tidak berani mengatakan apa-apa, jauh didalam lubuk hatiku, aku percaya bahwa pemerintah sudah berusaha sebaik mungkin mengatasi hal tersebut, akan tetapi aku juga sempat mendengar rumor bahwa, bahkan pemerintah juga ikut bekerja sama dengan para organisasi kejahatan guna memperkaya diri mereka sendiri."
Aku mengangkat kedua alis mataku, menatap Nicolas dengan tatapan tajam seolah tak percaya akan semua yang dikatan Nicola. "Gila, hal seperti itu tidak mungkin terjadi bukan ?!"
"Entahlah Silvia, aku pun enggan mempercayainya, akan tetapi The Save World saja bahkan sudah sampai turun tangan mengurusi masalah ini."
"The Save World ?!" Tanyaku serius.
Nicola seraya menopang dagunya menggunakan tangannya ia menganggukan kepalanya, yang mana itu terlihat sedikit imut bagiku. "Ya..., aku dengar bahwa kapten The Save World diminta langsung oleh pemerintah pusat untuk menyelidiki perihal itu secara langsung, bahkan mereka sampai menurunkan para kapten disetiap divisi untuk menangani hal itu di daerah kekuasaan mereka masing-masing."
Lalu aku pun tersenyum kegirangan mendengarkan hal itu. "Itu artinya Olivia, kapten Divisi 2 The Save World, akan turun langsung menangani hal ini bukan ?!" Tanyaku yang terlihat begitu antusias.
"Tentu saja, bahkan yangku dengar Olvia beserta rombonganya sudah ada disini, dikota kecil ini."
"Benarkah itu Nicola?!"
"Apakah aku terlihat berbohong kepadamu Silvia ?!" Ucap Nicolas seraya tersenyum meledek kearahku.
Setelah aku mengetahui bahwa Olvia beserta rombonganya berada dikota ini, aku pun dengan cepat langsung menyantap habis makan dan minuma yang telahku pesan itu, Sampai-sampai membuat Nicolas terdiam keheranan melihat wanita secantik diriku makan dengan beringas seperti itu.
Selesai makan, aku sempat membicarakan hal-hal ringan bersama Nicolas, dari situ aku tau bahwa Nicolas tidak hanya bekerja menjadi anggota Guild saja, akan tetapi ia juga memiliki bisnis yang banyak, sehingga membuatnya cukup suskses dan memiliki banyak uang, meski ia hanya anggota Guild kelas menengah saja.
Selain itu, meski kami baru bertemu namun Nicolas sudah merasa akrab denganku, bahkan ia sampai-sampai mengajakku untuk bergabung dengan Guildnya agar kita bisa terus bersama. Meski aku juga merasakan hal yang sama kepadanya, akan tetapi tujuan utamaku tetap tidak akan berubah, yaitu balas dendam kepada pria yang sudah membantai keluargaku, untuk itu aku harus bisa mendapatkan informasi tentang dirinya, dan dengan bergabung ke The Save World, maka akan semakin mudah mencari informasi tentang dirinya. Terlebih aku juga bisa belajar banyak disana, dan mengasah kembali kemampuan God modeku ini.
Akhirnya dengan berat hati, setelah Nicolas mentraktirku makan, kami pun berpisah direstoran. Nicolas hendak berjalan kembali ke guild di kota sebelah, sedangkan aku, semenjak aku tau bahwa Olvia dan kawanannya berada di kota ini, aku pun memutuskan untuk mencarinya di kota ini. Sebelum kami berpisah, Nicolas sempat memberiku sebuah kartu nama, jikalau suatu saat aku membutuhkannya, ia bilang aku bisa menghubunginya kapan pun itu. Dan ya, restoran itu adalah tempat perpisahanku dengan Nicolas, lalu aku pun kembali melanjutkan perjalananku ini.