***
Angin yang berhembus pada sore hari membawa pesan indah dalam bisikan-bisikan pelan ke dalam telinga Sion yang sedang tertidur yang langsung membuatnya terbangun dan tersadar. Matanya membelalak terbuka, dia tersenyum bahagia karena bisikan angin yang dia dengar tadi adalah senandung indah wanita yang dia cari-cari seharian ini.
Sejenak dia menutup matanya dan menghirup nafasnya dalam-dalam, menyatukan indra pendengarannya dengan angin hingga telinganya kembali mendengarkan dan mengetahui asal suara indah itu, dengan mata tertutup dia berjalan mengikuti telinganya, walau sering tersandung dan menabrak pohon di depannya dia tidak perduli dan tetap memejamkan matanya kembali, telinga dan hatinya menari dan bercumbu dengan senandung irama malaikat itu sampai sampai dia tidak membutuhkan mata lagi untuk menuntun jalan.
Alunan lagu itu terus membawanya semakin jauh, semakin dia berjalan semakin dekat pula asal suara itu hingga pada akhirnya dia berhasil menemukan rumah pohon yang kemarin dia lihat. Dan benar saja, di dalam rumah pohon itu gadis yang sangat cantik yang dia lihat sebelumnya sedang bernyayi begitu indahnya.
Mendengar lantunan lagu yang sangat memabukkan itu membuat hati Sion sangat berbunga-bunga, matanya tertutup dengan sendirinya, setiap nada-nada dan irama dia nikmati penuh cinta dan kekaguman. Ketika wanita itu menyanyikan tentang bunga maka Sion bisa merasakan bau harum dari nektar bunga, ketika wanita itu bernyayi tentang sungai maka Sion tenggelam di dalamnya, ketika wanita itu bernyayi tentang matahari maka Sion dapat merasakan hangatnya. Dia semakin tersihir kedalamnya, tersihir akan cinta.
Sementara itu anjingnya yang tertarik dengan seekor tupai di atas pohon mencoba meraih tupai itu dan menggonggonginya dengan gonggongan keras yang membuat sion terbangun dari hayalan indahnya, begitu pula dengan gadis di dalam rumah pohon itu nampaknya terkejut dan langsung menutup jendelanya.
Pria penguntit yang merasa kesal kepada perilaki anjingnya itupun menyalahkan anjingnya,
"Aduh... dasar anjing nakal, kau selalu saja menggangu di saat-saat paling indah, sebagai hukumannya aku tidak akan memberikan jatah kepala ikan lagi saat makan nanti!" bentak Sion kepada anjingnya dengan suara pelan agar wanita itu tidak menyadari mereka.
Anjingnya yang sadar kalau dia sedang diancam pun hanya bisa merengek dan menghela nafas panjang.
Sion melihat sekitarnya agar dia dapat mengingat jalan ke tempat dia saat ini, dia meyadari bahwa ternyata aliran sungai itu searah dengan jalur yang dia tempuh tadi, hatinya menjadi bahagia karena esok harinya dia dapat dengan mudah kesini lagi tanpa tersesat dan menghabisakan banyak waktu.
Dengan bahagia dan penuh rasa syukur pun dia kembali pulang kerumahnya, dimana sepanjang malam dia tidak bisa berhenti tersenyum mengingat wajah dan suara secantik malaikat yang dia lihat tadi.
Keesokan harinya dengan perasaan campur aduk antara kekaguman, penasaran, dan cinta, membuat Sion ingin datang kembali ke rumah pohon walapun hanya berani melihat dari kejauhan saja. Seperti kemarin pada pagi hari Sion yang datang sendirian karena dia tidak ingin ada pengganggu nakal lagi yang datang bersamanya.
Dengan hati-hati Sion memasuki hutan, berjalan terus lurus ke arah sungat tempatnya memancing kemarin sembari meninggalkan jejak goresan pada setiap pohon yang dia lewati menggunakan pisau nya yang tajam, setelah menempuh perjalanan yang jauh masuk ke hutan akhirnya dia berhasil tiba di sungai, dengan semangat dia menangkap ikan dan memanggangnya sebagai bekal jika dia lapar nanti.
Sambil berjalan ke arah yang berlawanan dengan aliran sungai dia menyantap sedikit ikan yang dia masak tadi, hingga beberapa saat kemuadian dia sampai di tempat nya kemarin dan menunggu dengan sabar gadis itu bernyayi di sana.
Sekitar pukul sembilan pagi dia melihat gadis itu telah berdiri di depan jendela dan mulai bernyanyi tentang sungai dan tumbuhan, pada jam dua belas siang gadis itu menyanyikan tentang angin dan burung-burung beserta hewan lainnya, lalu pada beberapa saat kemudian dia melihat seorang wanita tua yang kurus sedang berjalan ke arah rumah pohon itu dan naik ke atasnya lalu pergi kembali dengan terburu-buru.
Setelah menyaksikan segala hal indah dan membingungkan tadi, Sion yang telah lapar pun menyantap ikan bakarnya tadi sembari tersenyum-senyum mengingat bahwa betapa beruntungnya dia dapat menyaksikan gadis cantik itu bernyayi lagi bahkan bukan cuma satu kali, hal yang membuatnya menjadi tidak sabar menunggu tentang apa lagu yang akan si cantik nyanyikan lagi nanti.
Setelah beberapa saat menunggu, Sion melihat wanita itu seperti di datangi banyak hewan seperti burung-burung, tupai, dan monyet yang telah berdiri di jendelanya seperti berbincang satu sama lain, membuatnya semakin kagum akan gadis cantik tersebut.
Sion yang telah kenyang merasa mengantuk dan tertidur di bawah pohon tempat dia bersembunyi, dalam tidurnya dia kembali bermimpi tentang gadis cantik itu, dalam mimpinya dia menari dengan gadis itu sambil di iringi nyanyian indahnya.
Ternyata mimpi itu hadir karena dia sedang dalam keadaan hampir terbangun, sehingga walaupun dia tertidur namun telinganya masih dapat mendengar nyanyian indah itu yang membuat alam bawah sadarnya mewujutkan hal yang dia dengar menjadi sebuah kenyataan dalam tidur.
Semakin tersadar dari tidur, Sion akhirnya terbangun dan terduduk namun dengan sigap langsung bersembunyi kembali, karena di saat dia melihat ke arah rumah pohon dia juga melihat seorang wanita tua yang dia lihat tadi siang sedang duduk di antara tangga menuju ke rumah pohon itu.
Sion yang penasaran pun ikut menunggu dan mengamati keadaan, hingga saat matahari telah tenggelam setengahnya di antara gunung-gunung, Sion melihat gadis cantik itu berdiri menghadap matahari dari balik jendelanya dan dengan indahnya mulai menyanyikan nyanyian tentang kehangatan, keindahan, dan kerinduannya terhadap mata hari tersebut. Lagu itu sangat-sangat indah menurutnya, sampai-sampai hatinya juga menjadi jatuh cinta akan matahari tersebut.
Setelah matahari tenggelam dan hari sudah mulai gelap, Sion yang masih mengamati rumah pohon dari kejauhan melihat kalau wanita tua tadi menyalakan sebuah obor sebagai penerangan, lalu wanita tua itu mengetuk pintu dan keluarlah seorang gadis yang begitu cantik bak malaikat dari dalamnya.
Dengan berlahan gadis cantik itu melangkah turun dan menerima tangan si nenek tua yang menerangi langkahnya dan menunggunya di bawah. Semakin dia melihat betapa cantiknya wajah gadis itu, semakin pula berdebar hati Sion dibuatnya, kecantikan yang dapat menghentikan nafas dan waktu ketika mengaguminya.
Cahaya lampu itupun semakin menjauh dan menghilang dari pandangan Sion, Sion yang terlelap dalam rasa cinta memutuskan untuk pulang dan mengikuti setiap tanda yang dia tinggalkan tadi.
Dengan cepat dia memotong sebuah ranting pohon dan mengambil sebuah kain dari sakunya, melilitkan kain tersebut ke salah satu ujung ranting itu, setelahnya dia mengambil kembali sebuah botol ukuran sedang yang di isi dengan minyak tanah, minyak itupun di tuangkan ke lilitan kain itu dan membakarnya menggunakan korek yang juga telah dia persiapkan, sepertinya dia telah memikirkan hari ini sepanjang malam sehingga segala persiapan telah dia bawa untuk membantu perjalanannya.
Dengan tenang Sion pun mengarungi hutan dengan obor di tangannya, mencoba mencari setiap pohon yang telah di tandai olehnya hingga akhirnya dia berhasil menemukan kuda yang telah dia tinggalkan di bawah pohon.
"Hai sobat, apa kau menungguku lama" ucap Sion sembari mengelus-elus Apollo kudanya dan langsung menaikinya.
Dalam perjalanan Sion selalu membicarakan segala hal yang dia alami seharian tadi kepada Apollo, mulai dari perjalanannya yang jauh, tentang setiap lagu yang dia dengar dan yang paling membuat dia bahagia dan membuat dadanya berdetak kencang adalah ketika dia menceritakan tentang saat-saat dia pertama kali melihat dengan jelas betapa cantik dan indahnya wajah gadis penyanyi itu, yang membuat nya senyum-senyum sendiri dan memeluk leher kudanya saking gemas dan bahagianya, membuat Apollo mengeram karena susah bernafas.
"Ahaha maaf-maaf kawan, aku terlalu bersemangat sampai tidak sadar telah menyakitimu, tapi tenang malam ini kau akan makan banyak sekali rumput segar sebagai balasan terimakasihku," ujar Sion kepada kudanya dengan nada begitu bahagia.
Begitulah kejadian indah hari ini yang selalu saja membuat Sion si pemburu susah tidur dan sekalinya dia bisa tertidur, dia akan tetap memimpikan gadis cantik itu.
Memang cinta bisa datang tiba-tiba, memang cinta bisa melelehkan apapun di dunia sekeras apapun itu, memang cinta bisa selalu menghantui, memang cinta bisa menjadi kekuatan, karena itulah setiap orang yang memiliki cinta di dalam hatinya telah bersedia dan siap melakukan dan memberikan apapun itu termasuk dirinya kepada dia yang dicintainya.
***