*Yena POV
Pagi yang indah menyambut kedatanganku. Aku melangkahkan kakiku ke tempat baru, tanpa sadar badanku sedikit bergetar karna ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku ke tempat baru tanpa seseorang. Yahh, hanya aku, memberanikan diri datang ke tempat ini untuk mencapai mimpi yang sangat ingin kucapai. Saat itu aku dapat pesan bahwa aku diterima di Universitas Seoul, sekarang aku berada di Bandara Incheon. Kulihat sekeliling banyak orang yang datang bersama keluarganya bahkan ada yang sedang menunggu kehadiran mereka, sedangkan aku hanya sendiri terus berjalan mencoba keluar dari sini.
Saat sudah menemukan pintu keluar tanpa sadar seseorang menghampiriku dan menarik tanganku. Aku berlari dengannya, bukan hanya itu ada orang yang mengejar kami dari belakang. Aku sangat ketakutan apa yang terjadi mengapa dia menarikku dan mengapa orang-orang itu mengejar kami. Semua pertanyaan itu muncul dipikiranku dan akhirnya kamipun bersembunyi di balik kamar mandi. "Apa yang kau lakukan, mengapa kau menarikku?? Aku bahkan tidak mengenalmu" bentakku padanya. "Yakk, kenapa kau??? Aku tadi bukan mau menarikmu Aissh seharusnya kau melepasnya saat aku menarikmu" kesalnya. "Sepertinya kau tidak waras bagaimana kau bisa kesal padaku padahal sudah jelas kau yang salah, kau yang menarik ku dari sana. Apa kau tidak lihat orang orang itu mengejarmu jangan harap kau dapat lepas aku akan memberitahu mereka bahwa kau disini. Awas saja kau", saat aku ingin pergi dia menarik tanganku dan membawaku dalam pelukannya. Aku yang reflek langsung melepaskan pelukan itu dan menamparnya. Bukan hanya karna itu semua orang pasti tau jika itu bukanlah hal yang baik, aku bahkan belum pernah dipeluk laki laki lain selain ayahku. Aku rasa dia memang sedang sakit, yahh jiwanya. Aku melangkahkan kakiku keluar dari sana dan meninggalkan nya. Dia berteriak kearahku "Perempuan gila, heiii apa yang kau lakukan. Dasar aneh dia menamparku hanya karna tiba-tiba aku memeluknya. Kau pikir aku mau memelukmu itu hanya ketidaksengajaan. Padahal aku bahkan tidak bisa merasakan punyamu yang kecil itu". Aku berlari secepat mungkin untuk menghidari malu akan apa yang dia katakan. Sungguh saat ini aku hanya ingin pulang kembali ke rumahku. Mengapa kesan pertamaku disini harus seperti ini.
* Author POV
Harry, yahh laki-laki itu dari hanya dapat melihat punggung Yena yang pergi dengan cepat dalam hati dia berkata, "Dia sangat cantik, kenapa aku malah menariknya". Harry teringat seharusnya dia menarik kakaknya. Yang dari tadi mengejarnya adalah manajernya, tentu saja dia memiliki manajer Harry adalah seorang penyanyi sekaligus aktor. Hanya demi menjemput kakak perempuan tercinta dia melarikan diri dari manajernya saat mereka bersiap-siap untuk shooting. Tiba-tiba dari belakang seseorang memegang punggungnya dari belakang saat akan pergi mencari kakaknya. Ternyata kakaknya sudah melihat apa yang dia lakukan tadi. Sang kakakpun langsung memukul kepala adiknya itu "Ada apa denganmu mengapa kau berlaku kasar kepada wanita, Apakah aku pernah mengajarimu seperti itu" marahnya sambil memelintir leher adiknya itu tanpa ampun. "Bukan seperti itu, lepas ahhk noona ini sangat sakit. Aku tadi salah membawa orang itu. Aku bermaksud menarik noona tapi aku malah menariknya" Jelasnya sambil mencoba melepaskan diri. "Wahh jadi kau akan melakukan hal kasar itu padaku, kau memang sangat nakal. Apa aku menyuruhmu untuk menjemputku eohh" mencoba menarik telinga sang adik. "Tapi aku sangat merindukan noona bagaimana seorang adik bahkan tidak dapat menjemput kakaknya sendiri. Aku juga tadi meninggalkan jadwalku agar dapat kesini, tapi noona malah memperlakukanku seperti ini" kesal Harry. "Ya sudahlah ayo pulang aku sudah sangat lelah jangan banyak bicara mana mobilmu. Antar aku sekarang" melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan adiknya yang kesakitan.
"Aishh yakk Kim Sora" teriaknya pada kakaknya. "Apa kau bilang kau berani menyebut namaku, kau mau mati. Cepat jalan sebelum aku menendang pantatmu itu" ancamnya.
Yahh kakaknya Kim Sora pasti semua bingung bagaimana adiknya bernama Harry sedangkan kakaknya memiliki nama asli korea. Sebenarnya Harry hanyalah nama panggung, dia adalah orang Korea asli yang dimana namanya sebenarnya adalah Kim Sohyun. Dia lebih nyaman jika orang-orang memanggilnya dengan nama panggung. Dia tidak ingin dikenal dengan nama aslinya. Pasti ada alasan dibalik hal itu.
*Yena POV
Aku menekan lantai lift dimana apartemen ku berada.Aku mendapatkan beasiswa bukan hanya menuntut ilmu tapi mereka juga menyiapkan sebuah apartemen untuk aku tinggali. Selain itu mereka juga memberikanku uang jajan setiap bulannya. Ini adalah sebuah beasiswa yang benar-benar aku inginkan. Saat pintu lift sudah mulai tertutup, seorang wanita membuka kembali lift itu dan masuk aku pun langsung pindah dari tempatku tadi agar wanita itu memiliki tempat. "Noona tunggu aku, kau tidak tau kopermu ini sangat berat bagaimana kau bisa meninggalkanku dan pergi secepat itu adikmu ini seorang artis kau tau, noona sungguh keterlaluan" seorang laki-laki yang tidak asing berteriak dan masuk ke dalam lift bersama wanita tadi. Tanpa sadar dia melihat kearahku dan terdiam. "Kau... Apa yang kau lakukan disini??" Aku memulai pembicaraan dengannya pun bingung. Kenapa aku harus bertemu lagi dengan pria ini. Sepertinya hari ini bukanlah hari yang baik untukku. Wanita itu menutup pintu lift dan mulai berbicara padaku "Ohh kamu perempuan yang tadi maafkan adikku ini dia memang sangat tidak tau cara menghormati seorang wanita" sambil menendang kaki adiknya dia menyuruh pria tadi untuk meminta maaf. "Kenapa aku harus memohon maaf darinya aku bahkan tidak melakukan kesalahan padanya" keluhnya. "Kau sudah keterlaluan" bentak sang kakak sambil menendang kuat kaki pria itu hingga berlutut. "Aissh Aku minta maaf walaupun aku tidak melakukan apapun" mengatakan itu dengan terpaksa. Saat lift sudah terbuka " Ya sudahlah eonni tidak apa apa jika dia tidak melakukannya dengan ikhlas aku akan pergi" Kataku dan langsung keluar dari lift tersebut diikuti mereka dari belakang. Ternyata apartemen mereka denganku bersebrangan. Kupikir mereka mencoba mengikutiku, akupun langsung menutup pintu dan masuk. Saat didalam aku terkesan dengan interior apartemen yang sangat modern. Aku sungguh bersyukur karna sudah menerima hal baik seperti ini. Aku harus belajar dengan baik dan lulus dengan nilai memuaskan agar beasiswa yang mereka berikan padaku tidak terbuang sia-sia. Sekarang aku mencoba untuk merapikan barang-barang yang kubawa dan membersihkan diriku.
Disisi lain...
*Harry POV
"Noona dia tinggal bersebrangan apartemenku. Wahhh siapa dia sebenarnya, apa dia masuk universitas yang sama denganku" mencoba berbicara pada noonaku karna hanya yang ada di Universitasku lah yang berada di lantai ini. Kemungkinannya ada dua antara dia memang menyewa apartemen itu atau dia mendapatkan beasiswa dan disiapkan apartemen. Jika benar dia mendapatkan beasiswa, tidak dapat dipungkiri dia pasti orang yang sangat pintar apalagi dia bukanlah datang dari negara ini. "Diamlah atau aku akan mematahkan lehermu. Kau bahkan tidak tau cara meminta maaf dengan benar, jangan coba-coba berbicara lagi padaku" jawab noonanya sambil membanting pintu kamarnya. "Noona kau tau pintu itu sangat mahal jangan membanting nya seperti itu" tapi noona ku keluar kembali untuk mengambil barangnya dan membanting kembali pintu kamarnya. Akupun bingung dengan sikap kasar kakakku, tiba-tiba seseorang menelponku saat ingin mengangkat nya aku langsung terkejut dan menjatuhkan hpku. Mengapa namanya terkesan menyeramkan kataku sambil mengangkat teleponnya "Eohh Hyung dengan Harry disini". "Kenapa kau kabur dariku apa aku ini seorang pencuri atau penagih utang bagimu bagaimana kau bisa pergi tanpa memberitahuku eohh" bentaknya. Akupun langsung menjauhkan hp itu dari telingaku karna sungguh suaranya membuat telingaku berdengung. "Tidak Hyung, hanya saja jika kuberitahu padamu kau pasti tidak akan mengizinkanku kau taukan noona hari ini pulang dan aku sungguh ingin melihatnya" jelasku. "Aku tidak mau tau kau harus kembali ke sini mereka masih menunggumu, aku tunggu 10 menit jika kau tidak sampai kesini aku benar-benar akan berhenti menjadi manajermu" balasnya. "Baiklah, tunggu aku hyung aku bahkan akan sampai dalam 5 menit jangan khawatir OK" berlari meraih kunci mobilku dan pergi meninggalkan apartemen.