*Author POV
Yena sudah membersihkan semua barang dan akan mandi. Saat akan mandi, ternyata peralatan mandinya tertinggal di rumahnya. Dengan malas Yena keluar untuk pergi ke supermarket. Yena berlari secepat mungkin menuju lift karna pintu lift akan tertutup. Saat pintu terbuka dia bertemu lagi dengan Harry. Dia terdiam karna melihat pria itu lagi, Harry membuyarkan lamunannya dan berkata "Apa kau akan masuk, jika tidak aku akan menutupnya lagi". "Tunggu, aku akan masuk" jawab Yena. Mereka hanya berdua di lift untuk turun dan Harry membuka percakapan bertanya "Darimana kau datang?". Yena yang sudah kesal dengannya hanya menjawab "Bukan urusanmu, jangan mencoba sok akrab denganku". Disaat itu juga pintu lift terbuka dan Yena langsung pergi tanpa menghiraukan Harry. "Mengapa dia berkata seperti itu, lihat saja kau pasti menyesal karna telah mengatakan hal itu padaku" katanya mengingat hyungnya itu menunggu dia berlari kearah mobilnya.
*Yena POV
Apakah aku akan selalu berpapasan dengannya disini???. Sudahlah buat apa dipikirkan lebih baik aku serius disini mengerjar impianku. Ingat jangan terlalu mempedulikan orang lain, itu bukanlah hal penting saat ini. Besok aku harus ke kampus untuk mendaftar kembali juga memberi berkas untuk beasiswaku. Setelah selesai membeli barang di supermarket tiba-tiba perutku berbunyi, untung saja aku sudah menyetok banyak mie sebelum kesini. Aku tau makanan disini sangat mahal karna itu mie adalah makanan terbaik untuk anak kos. Walaupun saat ini aku tinggal di apartemen bukan berarti makananku aku bisa makan seenakku. Bahkan sepertinya aku harus mencari kerja paruh waktu disini, karna aku tidak ingin menyusahkan mamaku. Saat ini aku hanya memiliki mama sebagai kepala keluarga juga orang tuaku. Ayahku meninggalkan kami saat aku berumur 7 tahun bahkan adikku hanya melihatnya 11 bulan. Sebenarnya aku menyayangkan adikku yang belum merasakan banyak kasih sayang dari Ayah. Belum lagi Mama yang harus mencari nafkah untuk kami, saat ini aku tidak ingin membebankan mama. Aku harus lebih mandiri disini dan membutuhi segala kebutuhan ku sendiri. Aku kembali naik ke apartemen ku.
*Skip
Ini sungguh menyegarkan. Setelah selesai aku langsung merebus air untuk mieku. Sepertinya ini akan sangat enak, aku sungguh sudah sangat lapar tanpa sadar air liur keluar dari mulutku. Mie yang kubuat sudah jadi aku langsung mengambil tempat untuk makan, aku duduk di depan tv. Makan didepan televisi adalah hal terbaik. Aku langsung menghidupkan tv dan mencoba mencari drama yang ingin kulihat. Saat aku menonton drama tersebut aku terkejut bukan main, "Bagaimana pria itu ada disana apakah dia tidak sengaja masuk, yakk kau pergilah kau sungguh mengganggu pemeran utamanya" mencoba mengusirnya dengan tanganku padahal saat itu aku hanya menonton tv. Mengapa dia ada dimana mana ini sangat mengesalkan. Pria itu benar-benar sudah merusak hariku. Aku langsung mengganti chanel lain dan menonton music show. Wahh memang suara artis di negara ini sangat lah bagus belum lagi aku menyukai lagu-lagu mereka. Siapa itu??? Aku melihatnya lagi, pria gila itu. Dia menyanyi sambil menari di dalam tv. Ini sangat lucu bahkan suaranya tidak sebagus itu siapa dia sebenarnya mengapa dia ada di tv. Hanya dua kemungkinan, dia beruntung diundang oleh stasiun tv tersebut atau ... Dia seorang selebriti. Aku melihat namanya dan langsung mencarinya lewat internet. Aku pasti salah, dia seorang aktor juga penyanyi wahh bahkan dia lebih tua 5 tahun dariku. Aku melihat lagi dan betapa terkejutnya aku bahwa dia seniorku di kampus. Dia mahasiswa di Universitas Seoul dan sudah 2 tahun disana. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, bagaimana aku bisa memperlakukannya seperti itu. Apakah OSPEK berlaku disini, bagaimana jika dia menghalangi langkahku untuk bisa bersekolah disana.
Author POV
Dilain sisi Harry saat ini sudah menyelesaikan kegiatannya dan berniat kembali ke apartemen. "Bagaimana ini jadwalmu sangat padat sedangkan kau sudah memiliki banyak absen di kampus, berapa lama lagi kau akan tamat dari sana jika kau terus menerus absen. Apa yang akan kau lakukan selanjutnya??" tanya sang manajer. "Hyung aku pikir aku harus membatalkan semua jadwal itu bisakah kau mengaturnya. Aku akan hanya mengikuti beberapa, sepertinya sekarang aku harus fokus melanjutkan sekolahku. Besok aku harus menjadi senior terpandang disana, ada seseorang yang harus kuurus" jawabnya. "Baiklah kalau begitu, jangan terlalu menyebarkan citramu disana itu hanya akan membuat namamu jelek. Bersikaplah seperti mahasiswa biasa dan berhenti melakukan hal aneh" kata sang manajer.
"Eiii tidak mungkin sudahlah hyung tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan berusaha menjaga imageku disana" balasnya dengan sombong sambil menjalankan mobilnya pergi.
Skip Apartemen
*Harry POV
Saat ini aku berada di depan pintu apartemen ku. Aku sungguh penasaran dengan perempuan itu dan ingin bertanya banyak hal padanya. Tapi rasaku itu sangat tidak pantas bagaimana seorang artis sepertiku bisa penasaran dengan perempuan biasa seperti. Dia juga bukanlah tipeku itu sangatlah tidak mungkin. Lama menatap pintu apartemen nya hingga sang pemilik apartemen keluar, aku pikir dia akan marah denganku atau meneriakiku. Saat akan masuk, dia malah menyapaku dengan sopan membuatku bingung bahkan dia membungkukkan badannya padaku. Apa dia sudah mengenalku, apa dia sekarang tau siapa diriku sebenarnya. Aku yang terdiam sejenak melihatnya pun bertanya "Ada apa denganmu, apakah kau sedang sakit atau kau hilang ingatan, hari ini kau sangat cuek padaku bahkan tadi pagi aku sudah berbuat salam padamu. Apa kau tidak mengingatnya??". Tiba-tiba dia tertawa ini sungguh mengerikan ada apa dengannya membuatku takut. "Tidak masalah semua orang pasti membuat kesalahan sunbaenimm" jawabnya.
Ternyata dia memang akan jadi juniorku di kampus. Aku tertawa dalam hatiku sepertinya dia sangat lucu, ini tidak seperti yang dibayangkan. Bahkan dengan mudahnya dia bersikap baik padaku, ini akan seru.
*Yena POV
Mengapa dia tersenyum seperti itu aku sungguh membencinya. Dia seperti iblis, sepertinya dia merencanakan sesuatu. Dia hanya diam disana sambil tersenyum sendiri. Lihatlah bahkan sudut matanya sudah menggambarkan kelicikan. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan besok. "Sunbaenimm anda tidak masuk. Aku akan kebawah sebentar sampai jumpa". Saat akan melangkahkan kakiku ke lift "Wahh bagaimana kau tau aku sunbaemu apa kau juga akan bersekolah di kampus yang sama denganku, tapi darimana kau mengetahuinya. Apa kau mencari tau tentangku setelah melihatku di televisi. Memang aku ini sangat terkenal, tidak sedikit orang yang mengenalku karna itu bersikap baiklah padaku. Mengerti?" dengan sombong dia mengatakan hal itu membuatku geram aku hanya tersenyum dan membungkukkan badanku segera pergi ke lift karna aku sunggu kesal melihatnya.
Didalam lift aku mengucapkan banyak kata kutukan untuknya aku tidak bisa mengatakan langsung padanya itu hanya akan menghancurkanku. Setelah lift terbuka seorang pria menghampiriku dan bertanya letak apartemen pria iblis tersebut. Aku sebenarnya ingin mengumpat setelah mendengar namanya tapi saat aku melihat pria itu dia sangat tampan dan tinggi. Darimana pria tinggi ini datangnya, aku yang kesal dengan cepat luluh dan menyuruhnya menunggu disini dan mengantarnya. Tapi dia tidak mau dan ingin ikut denganku terlebih dahulu.
"Maaf tapi bagaimana anda kenal dengan pria itu" tanyaku pada pria tinggi itu.
"Dia sahabatku kami dulu berada di grup yang sama, kau sepertinya tidak mengenal ku. Biasanya orang-orang akan langsung memanggil namaku jika melihat ku. Apa kau datang dari negara lain. Wajahmu juga tidak terlihat dari sini" balasnya lembut. Aku seperti akan melayang suaranya bahkan sangat indah.
"Yahh, aku dari Indonesia. Aku memang kurang mengenal artis di negara ini. Bagaimana kau bisa tau hanya melihat wajahku" tanyaku malu.
Saat kami sudah di depan apartemenku aku memberitahu apartemen pria iblis itu terlebih dahulu.
"Bolehkah aku bertanya siapa namamu?? Aku sungguh berterima kasih karna sudah memberitahu ku" katanya saat aku hendak masuk ke dalam kamarku. Aku mengundurkan niatku dan melihat pria itu lagi.
"Perkenalkan namaku Yena, soal itu bukanlah masalah besar kebetulan apartemen nya juga bersebrangan denganku jadi aku hanya sekalian. Apakah aku juga boleh bertanya siapa nama anda?" jawabku.
"Hahaaa tidak perlu terlalu formal. Aku Park Sunghoon orang-orang memanggilku Sunghoon kau bisa memanggil oppa juga karna sepertinya kita akan dekat setelah ini"
Aku yang bingung pun bertanya "Apa Sunghoon juga berada di kampus yang sama dengan Harry?? Wahh ini sungguh kebetulan bagaimana bisa aku bertemu seniorku bahkan sebelum aku mulai bersekolah".
"Tentu, tidak masalah aku akan memperlakukanmu dengan baik karna kau perempuan yang baik. Kalau begitu masuk lah sampai bertemu di kampus nanti hoobae-nim"
Akupun langsung membungkuk dan masuk ke dalam apartemen ku sungguh rasanya kesialan ku hari ini tertutupi oleh keberuntungan ku seperti akan ada penyelamat datang dalam hidup yang akan ku jalani ini. Aku langsung melemparkan badanku ke kasur sambil tersenyum melihat atap. Rasanya seperti aku akan terbang, aku harus cepat tidur agar besok dapat bertemu dengan Sunghoon Sunbae lagi.
*Author POV
Harry yang mendengar belnya berbunyi pun langsung membuka pintu dan menyambut sahabatnya itu.
"Eohh kau datang, maaf aku tidak memberitahumu bahwa aku pindah. Tapi bagaimana kau tau apartemenku disini" tanyanya
"Tadi saat aku dibawah aku bertemu dengan perempuan yang apartemen nya berada didepan apartemenmu dan dia mengantarku kesini"
Harry dengan sinisnya menjawab "Perempuan itu, apa kau tau dia juga junior kita yang baru masuk besok. Dia sangat menyebalkan bahkan saat dia baru saja menginjakkan kakinya di negara ini".
Kakaknya yang tidak sengaja lewat mendengar apa yang dikatakan adiknya itu langsung menendang kakinya hingga tersungkur kebawah. Sunghoon yang melihat kakak Harry pun menyapanya
"Noona, apa kabar?? Lama tidak bertemu"
"Sunghoonaa kau jangan pernah mendengar kan anak nakal ini lihatlah dia berbuat salah pada perempuan itu tapi dengan tidak tau dirinya malah menyalahkan orang lain. Ckck jika ibu melihatmu seperti itu kau akan habis ditangannya" marah kakaknya
"Noona kenapa selalu menyalahkanku ini sangat tidak adil bahkan noona selalu membela perempuan itu. Sudahlah ayo Sunghoon kita ke kamarku" sambil menarik tangan Sunghoon.
*Di kamar Harry
"Itulah mengapa kakakku sampai malam ini masih marah padaku" kata Harry setelah menjelaskan apa yang terjadi di bandara pagi tadi.
"Tapi aku mendukung Noona, memang pada dasarnya disini kau yang salah. Kenapa kau malah marah padanya. Jadilah laki-laki dan jangan kekanakan kita sudah dewasa kau tau itu"
Harry yang kesal akan perkataan sahabatnya yang juga tidak membelanya pun kesal dan menidurkan dirinya di kasur.
"Harry ya kau tau Nancy dia akan kembali lagi ke kampus" kata Sunghoon tiba-tiba
"Untuk apa kau memberitahuku aku sudah tidak peduli dengan wanita itu. Dia bukanlah urusanku lagi, aku sudah melupakan semua tentangnya. Jangan sebut namanya lagi di hadapanku" jawab Harry yang malah makin kesal karena sahabatnya itu menyebut nama wanita yang tidak ingin dia dengar.
.
.
.
Nancy???
Siapakah wanita itu?? Mengapa Harry tidak ingin mendengarnya lagi???