Makasih ya yang udah mampir.
Happy reading guys 📖
Sudah hampir pukul 9 malam namun nyatanya hanya dia sendirian saja dirumah ini bersama Bi Sum yang kini sudah sibuk berkutat di dapur. Entah kemana Papa, Bundanya dan juga Bang Giel sekarang awas saja nanti dirinya akan mengambek dan meminta hal-hal kesukaannya nanti, ya dia sudah memikirkan semuanya.
Tau begini dia akan menahan Bang Fian agar tidak pulang ke apartemen tadi, tapi disatu sisi dia merasa senang karena Abang pertamanya itu membelikan album Kpop kesukaannya, entah apa yang dilakukan abangnya itu untuk mendapatkan album kesukaannya itu padahal dia yakin album itu dalam jumlah terbatas.
"Bi Sum, bunda lama ya pulangnya?" teriaknya merasa bosan. Bahkan tayangan televisi kesukaannya pun tidak bisa membunuh rasa bosannya sekarang.
"Mungkin sebentar lagi non, Non Atha kalau mau makan dulu gapapa Bibi siapin makanannya." ucapan Bi Sum tidak membuatnya merasa senang, dia merasa sudah lumutan menunggu.
Hingga suara deru mobil yang berhenti didepan rumahnya membuatnya beranjak dari tidurnya dan membukakan pintu untuk bunda dan papa tercinta.
"Papa gak habis pikir sama jalan pikir anak itu." ucapan yang dilontarkan Papa membuat Cerryl tidak jadi menyambutnya. Papanya tampak kacau diikuti oleh Bundanya yang mengikuti papanya dibelakang mencoba menenangkannya.
"Sabar Pa, kita kan belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita tidak boleh menghakimi sendiri Pa." Terang Bundanya kemudian.
"Tapi Bun—" ucapan papanya terpotong saat melihatnya berdiri diam disamping pintu membuat papanya tidak melanjutkan ucapannya.
"Pa—" mata Bundanya terkejut saat melihatnya kemudian digantikan ekspresi tersenyum. "Sayang kamu ngapain disini?" tanyanya lembut.
Cerryl menggeleng, "Atha cuma mau nyambut Papa sama bunda aja kok."
"Papa kedalam dulu ya sayang." ujar papanya mengelus rambutnya pelan kemudian masuk kedalam rumah.
Cerryl mengangguk meskipun didalam otaknya masih dipenuhi rasa penasaran.
"Bunda mau nyusul papa kamu ya sayang." ujar Bundanya kemudian.
Cerryl hanya diam menatap punggung bunda dan papanya yang semakin menjauh. Namun tidak urung juga matanya membulat saat menyadari sosok dengan penampilan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja dengan luka lebam yang ada disekujur tubuhnya membuatnya terkejut.
"Bang Giel."
~TBWAF~
"Awww sakit Tha."
Cerryl mendengus namun tidak urung juga dengan sengaja dia menekan lukanya dengan kasar membuat Abigael berteriak kesakitan.
"Lo sadis amat sih Tha, sakit tau." kesal Abigael mengusap memar yang baru saja dia tekan tadi.
"Lo sih kenapa sampai memar-memar gitu sih, lo habis dari mana? Lo habis nyemplung dikali ya?" tanya Cerryl membuat Abigael mendengus.
"Jelek amat gue harus nyungsep dikali, kayak gak ada bagus-bagusnya."
"Makanya jangan jadi sok jagoan lo ujung-ujungnya pas luka lo ngerengek kayak gini." cibirnya membuat Abigael menatap tajam kearahnya.
"Bunda sama Papa udah berangkat ya Tha?" tanya Abigael. Cerryl yang baru menyadari sontak menatap kearah jam yang menempel di dinding. Jam 9 sudah pasti Papa dan bundanya sudah berangkat sejak tadi. Tapi mengapa mereka tidak membangunkannya ya.
"Kayaknya udah berangkat bang, tapi gue gak tau lagi." jelasnya. Abigael tersenyum masam membuat Cerryl terkekeh.
"Udah jangan manyun lo, muka lo jadi jelek kalau manyun kayak gitu."
Abigael mendengus.
"Tha, gue minta sama lo jangan kasih tau Bang Fian tentang kondisi gue saat ini." pinta Abigael kali ini dengan wajah serius
"Kenapa bang?" tanyanya bingung.
"Gue gak mau Bang Fian terlibat sama masalah gue, lo tau kan Tha jika Bang Fian udah ikut terlibat?"
Cerryl mengangguk. Dia sangat hapal dengan tabiat Bang Fian yang tidak ingin adik-adiknya terluka sedikitpun. Bang Fian akan berubah menjadi menakutkan jika masalahnya melibatkan adik-adiknya dan Cerryl tahu jika Bang Giel tidak ingin membebani Bang Fian.
"Iya bang, tapi kalau Bang Fian tahu dari Papa—"
"Papa gak bakalan kasih tahu Bang Fian, papa juga tahu gimana Bang Fian. Yang penting sekarang gue harus sebisa mungkin ngehindar dari Bang Fian sekarang." jelas Abigael.
"Kesel banget gue harus ngerawat lo dan gue gak sekolah kan hari ini." gerutu Cerryl mencoba mencairkan suasana.
Abigael terkekeh mengambil apel yang ada diatas meja makan dan memakannya. "Gue tau kok lo seneng kan bisa bolos pelajaran."
Cerryl menatapnya sinis,"Itu sih lo bang, gue kan masih perlu adaptasi oy. Baru sehari gue sekolah sekarang gue harus bolos gini."
"Gue aja yang kelas 12 b aja Tha, gak ada takut-takutnya." ujar Abigael membuat Cerryl ingin menggeplak wajahnya.
"Yee lo sih enak punya otak smart kayak gitu, lah gue? Sehari gak sekolah aja otak gue langsung kosong gini."
Abigael tertawa kemudian menepuk bahunya pelan. "Anak pungut kali lo, gue sama Bang Fian aja encer banget lah lo? ckckck."
Cerryl menjadi terdiam, apa mungkin benar yang dikatakan bang Giel jika dia hanyalah anak pungut? Buktinya saja dia tidak pintar seperti kedua kakaknya. Bahkan Minie kakak angkatnya pun memiliki otak encer juga. Apa Jangan-jangan dia sama Minie adalah anak tertukar seperti yang ada difilm-film yang pernah dia tonton dulu?
"Udah deh Tha lo jangan mikir aneh-aneh, gue cuma bercanda kok." Ujar Abigael yang seolah tahu apa yang ria pikirkan saat ini. "Lo itu adik gue Tha, adik kesayangan gue."
Cerryl tersenyum. Hingga suara deru motor yang berada didepan rumahnya membuat saling menatap Bang Giel satu sama lain.
~TBWAF~
Cerryl mendengus menatap ruang tamunya yang kini berubah menjadi pasar karena keributan yang dibuat oleh geng komplotan abangnya itu. Dia tidak menyangka jika abangnya mempunyai geng yang terdiri dari banyak anak dari sekolahnya mulai dari kelas 10 hingga kelas 12,kalau bisa ditotal mungkin terdiri dari 15 orang sekarang dan jangan lupakan sosok yang dia sebut iblis kini dengan seenaknya tidur dikursi sembari memainkan gitarnya.
Cerryl yang melihat itu tidak habis pikir mengapa abangnya bisa mempunyai teman seperti Geo, mengingat sifatnya saja membuatnya kesal setengah mati. Lagi, dimana Bi Sum yang biasanya membuatkan minuman untuk para tamu sehingga dengan terpaksa dia yang kini membawakan untuk mereka semua.
"Widiw ada cewe cantik nih, pantesan aja lo betah banget dirumah." goda cowok berambut ikal dengan jaket yang bertuliskan ALISTER, dia baru menyadari jika semua jaket bertuliskan hal yang sama. Berarti benar dugaannya jika mereka semua ini adalah satu geng.
"Dia adik gue oy." kekeh Bang Giel kemudian yang masih asik bermain PS bersama dengan temannya. Cerryl mendengus, dia kira abangnya akan memarahi orang yang berani menggodanya tapi nyatanya? Huft, apa yang bisa dia harapkan dari cowok seperti itu.
"Kenalin dong Giel." pinta yang lain. Cerryl yang melihat Bang Giel menatapnya sontak menggeleng pelan berharap abangnya akan membelanya. Namun jawaban dari Bang giel membuatnya ingin sekali mengetuk kepalanya saat itu juga.
"Kenalan aja noh sendiri, gue masih sibuk main."
Cerryl mendengus kemudian meletakkan minumannya dengan sedikit kasar."Nih bang!"
Kemudian dia mengulurkan tangan didepan Bang Giel membuat siempu menatapnya bingung. "Apa?"
"Duit."
"Apa Tha?" tanya Bang Abigael masih fokus kedalam gamenya.
"Gue minta duit!"
Abigael mengangguk dan mencondongkan tubuhnya kesamping "Nih ambil aja disaku gue!"
Cerryl membulatkan matanya terlebih melihat teman-teman abangnya yang sontak menggodanya.
"Widiw mantep tuh!"
"Sa ae lo modusin adik lo!"
"Jangan mau Tha, dia bau jengkol!"
"Panggil Dia Cerryl bukan Tha." tekan Abigael kemudian, Cerryl tersenyum menyadari jika abangnya ini masih peduli dengannya.
"Sorry Giel." sesal temannya kemudian.
"Nih duitnya!" Abigael meletakan stick PS nya kemudian mengulurkan sebuah lembar uang berwarna merah muda.
"Dua lembar dong bang, pliss!!" pintanya dengan wajah memelas
"Ck, bisa aja lo!" decak Abigael mengambil selembar lagi kemudian memberikan untuknya.
Cerryl tersenyum senang menerima uang itu." Makasih ya bang, lo emang abang gue yang terbaik setelah bang Fian."
Abigael mendengus sebal.
"Oh ya lo mau kemana?" tanya Abigael kemudian.
"Gue mau beli es krim di indoapril, persediaan es krim gue udah habis bang." jelas Cerryl berharap agar abangnya itu memberikan uang lagi kepadanya.
"Ohh, Geo!"panggil abangnya membuat cowok iblis itu menoleh dengan satu alis terangkat. Cerryl yang melihatnya berdecih pelan.
"Lo anterin adik gue ya, kan katanya lo mau beli cemilan buat anak-anak."
Cerryl membulatkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak bang, gue bisa beli sendiri. Gue gak mau sama dia."
Bukannya menjawab, Geo hanya diam dan beranjak dari duduknya kemudian keluar membuat tanda tanya besar dikepalanya.
"Udah sono susulin tuh Geo!" perintah kakaknya.
"Nggak bang gue gak mau." tolaknya keras.
"Lo mau susulin atau mau digendong sama dia sampai mobil?"
~TBWAF~
Yeeyy chapter tiga udah selesai.
Jangan lupa follow, vote dan komen kalian yaa..
See you
Vi