Chereads / The Boy With A Flower / Chapter 5 - 4— Sang Ketua Alister

Chapter 5 - 4— Sang Ketua Alister

Happy reading guys 📖

Mungkin keputusan yang dia ambil ini salah, nyatanya sedari tadi dia duduk terdiam memandangi jalanan diiringi lagu dengan volume yang keras. Ingin sekali dia berteriak keras jika dia sangat terganggu dengan suara musik itu. Namun hal yang dia lakukan sekarang adalah hanya diam menaham kesal melihat Geo yang tampak asik menikmati musik itu. Dia baru menyadari jika selera musik cowok itu

Aneh.

Iya sangat aneh

Cerryl menghela napasnya menbuang muka kearah jalan. Rasanya perjalanannya kali ini teramat sangat panjang untuk dia lalui.

"Kenapa?"

Cerryl mengernyit bingung, sedetik kemudian dia menoleh menatap Geo yang masih fokus menyetir. Apa dia tidak salah dengar tadi Geo bertanya kepadanya, tapi saat melihat ekspresi Geo dia tidak yakin, mungkin saja dia salah dengar tadi.

"Lo kenapa?" Tanya Geo kemudian.

"Lo nanya ke gue?" Cerryl bertanya memastikan, mungkin saja Geo sedang menelpon seseorang, dia tidak ingin terlihat geer didepannya.

"Gak" kemudian fokus menatap depan membuat Cerryl ingin sekali mencabik-cabik wajahnya sekarang.

Dideretan es krim yang terpampang didepannya kini membuat Cerryl tidak berdaya untuk tidak membeli semuanya. Namun saat melihat uang yang dia bawa sekarang dia menjadi mengurungkan niatnya. Dia sadar jika uangnya tidak akan cukup untuk membeli semua es krim ini. Dia jadi menyesal tidak meminta uang yang lebih banyak ke abangnya itu.

Tapi dimana Geo sekarang, apa dia kini ditinggal? Jika memang benar dia akan membeli es krim sedikit dan sisanya untuk naik taxi nantinya. Rasanya dia tidak rela sekarang.

"Udah?" suara bariton yang dia kenal membuatnya bisa menghela napasnya lega.

Akhirnya duit es krim gue selamet

Cerryl menatap kearah Geo yang hanya membawa dua bungkus cemilan dengan nada khas sombongnya itu. Cerryl menggelengkan kepalanya kemudian menunjuk kearah rak es krim.

"Gue pengen beli semua."Ujarnya menggigit bibir bawahnya. "Tapi duit gue gak cukup."rengeknya

"Geo." panggilnya dengan wajah memelas sekarang, masa bodoh dengan wajah iblis Geo dia tidak peduli, yang terpenting sekarang dia pengen semua es krim itu.

Geo mengangkat satu alisnya,

Sial, begitu saja tuh cowok ganteng banget. Astaga Cerryl wake up lo harus sadar jika cowok didepan lo ini gak lebih dari cowok berwajah iblis.

"Gue pinjem duit lo ya!" ujarnya takut-takut sembari memejamkan matanya. Namun saat tidak mendengar reaksi Geo dia berani membuka matanya sedikit.

Geo hanya diam kemudian menariknya kearah kasir membuatnya menghela napasnya pasrah, ternyata benar jika cowok didepannya ini tidak hanya cowok berwajah iblis melainkan cowok yang tega. Dia benci dengan Geo.

"Ini saja Mas?" tanya sang kasir dengan sopan.

"Ini dan semua es krim di rak sana!" tunjuk Geo kemudian memberikan kartunya kearah Kasir.

Cerryl membelalakan matanya tidak percaya, dia kira Geo tidak mau meminjamkannya uang tapi ternyata pikirannya salah.

Sedangkan sang kasir itu menganga tidak percaya, mungkin dalam pikirannya bertanya apa yang dilakukan cowok dingin dengan semua es krim itu.

"Baik ditunggu sebentar ya mas." ujar mbak kasir itu. Kemudian Geo duduk didepan indoapril sembari membuka satu bungkus rokoknya dan menyulut satu batang.

Cerryl yang bingung harus gimana hanya duduk diam duduk didepan Geo sembari memperhatikan apa yang dilakukan Geo saat ini.

"Makasih ya." kata itu yang meluncur lancar dalam bibirnya. Geo hanya menatap sekilas kemudian mengangguk.

"Tadi habisnya berapa? Ntar gue bayar deh. Eh maksud gue ntar gue cicil gitu."Cerryl tampak bingung bahkan beberapa kali dia membenarkan letak anak rambutnya.

Geo menatap sekilas. "Gak usah."

Mata Cerryl membulat,"Lo bayarin gue?"

Geo tidak menjawab hanya anggukan saja sebagai jawabannya. Cerryl senang bukan main, dia bisa menghemat dan berhasil membeli semua es krim yang dia suka.

"Gak usah Yo, gue bayar aja." Meski didalam hati dia senang, namun dia tidak ingin menjadi cewe matre yang mengandalkan bayaran cowok semata.

Geo memilih bungkam membuatnya menggerutu sebal. Untung saja cowok ini mau membelikannya makanya dia memilih sabar dan diam.

Pandangannya teralih menatap sekotak sereal dan susu cair putih diatas meja. Dia melihat dengan lihainya cowok itu membuka sereal dan memakannya tanpa menuangkan susu itu. Dia jadi aneh dengan pola makan cowok itu.

"Susunya?" tanyanya spontan. Geo menatapnya lekat kemudian saat dia menyadari ucapannya itu dia segera menyilangkan tangannya didepan dada. Dia yakin jika wajahnya kini sudah seperti kepiting rebus sekarang.

"Maksud gue susunya gak lo tuangin juga?"

Geo menggeleng, "Gue gak suka."

"Hahaha lo mirip banget sama kakak gue, dia ajak gak suka sereal lembek. Padahal rasanya enak loh kalau dicampur susu." kekehnya pelan saat mengingat kakaknya, Mine yang sedari dulu tidak menyukai sereal lembek.

"Abigael?" tanya Geo penasaran.

"Nggak." sanggahnya cepat. "Kakak angkat gue maksudnya."

Geo hanya ber'o'ria saja.

"Oh iya kenapa lo sama temen-temen lo bolos?"

Geo menghela napasnya dan meletakan serealnya. "Lo juga kenapa bolos?"

"I-iya gue."ujarmya bingung. "Gue kan adiknya jadi gue bolos buat jaga dia."

"Abigael udah gede." kekeh Geo pelan.

"Iya gue tahu." Cerryl tersenyum lurus, "Tapi gue sebagai adiknya gue gak akan biarin dia sendirian."

"Itu juga maksud gue."Terang Geo sembari meminum susunya."Gue gak bisa tenang jika Giel sendirian dirumah, apalagi ini menyangkut alister."

"Alister?"

Geo mengangguk, "Gue salut sama Giel yang terang-terangan bela Alister yang diejek sama anak Nusa."

"Jadi bang Giel babak belur gara-gara Alister?" tanyanya terkejut, dia baru tahu jika lebamnya disebabkan oleh gengnya itu.

"Gue gak akan biarin Bang Giel ikut geng itu lagi." terang Cerryl menggelengkan kepalanya. Geo mengangkat abisnya.

"Gue kesel sama Alister yang udah nyebabin abang gue sampe babak belur dan diomelin Papa kemarin malam. Andai gue tahu siapa ketuanya gue bakalan hadapin dia."

"Uhuk..uhuk"

"Lo kenapa?" tanya Cerryl khawatir saat melihat Geo yang kini terbatuk

"Gue kesedak." Geo menetralisasi napasnya dan setelah reda dia menatapnya lurus."Lo mau apain kalau lo ketemu ketuanya Alister."

"Gue bakal bejek-bejek, gue tampol, gue pukulin sampai jadi penyetan Bi Sum."Ujarnya berapi-api sembari tangannya memperagakan mengulek.

"Bi Sum?"

"Pembantu gue." jelasnya masih kesal. Geo hanya ber'o'ria saja.

"Mas ini es krimnya." suara mas-mas Indoapril membuat Cerryl menatap binar sekotak putih yang didalamnya penuh dengan berbagai macam es krim kesukaannya. Tidak terasa dia bertepuk tangan seperti anak kecil.

Geo mengangguk dan membawa kotak itu didalam bagasi, Cerryl hanya membuntutinya dibelakang.

"Cer." panggil Geo, langkah kecil Cerryl terhenti. Dia merasa bulu kuduknya meremang karena ini pertama kalinya cowok iblis ini memanggil namanya.

"Iya?"

"Kalau lo mau tahu siapa ketua Alister, selamat karena ketuanya itu ada didepan lo sekarang."

Cerryl membulatkan mulutnya bahkan rasanya otak jernihnya tidak bisa merespon apa yang diucapkan Geo barusan.

"Gue Georneo Aldebaskar Pratama, Ketua sang Alister!"

To be continued...

~TBWAF~

Jangan lupa untuk follow,vote dan komen kalian ya

See you