Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Kota S
Mobil yang dikendarai Theo melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalan raya kota S sambil sesekali menghindar kendaraan lain yang ada di depan, menghalangi lajunya.
Theo menatap jalanan serius, meski sesekali melirik ke belakang dimana sang Bos duduk dengan raut wajah gelisah yang tidak kentara. Ya, ia masih mendapati ekspresi datar di wajah tampan Bosnya.
Ia jadi semakin khawatir dan lebih memilih Bosnya mengungkapkan rasa gelisah secara terang-terangan, ketimbang diam seperti itu.
Lalu Ken yang dikira tenang nyatanya tidak setenang itu. Wajahnya boleh saja tampak biasa, tapi tidak dengan hatinya yang sudah berdenyut nyeri, dimana rasa sakit di perut ikut dirasakan saat mengingat bagaimana napas terengah Lili di sana, meski melalui sambungan.
Sungguh, tidak ada rasa curiga sama sekali seperti biasanya, padahal dulu saat Lili dalam bahaya ia sempat merasakan nyeri di hati.