Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Suara ringisan Lili sama sekali tidak dipedulikan oleh Ken yang kesal akan perkataan menyebalkan beberapa saat lalu. Meski di luar ia tampak kesal akan pernyataan itu, tapi sesungguhnya kekesalannya tidaklah sungguhan.
Ia justru senang, karena bisa melihat binar berbeda dengan rileks yang lebih nyata. Namun demikian, ia tetap ogah jika ditempeli lagi hanya untuk melihat rasa senang di tatapan itu.
Big no, bulu kuduknya masih meremang sampai saat ini, ketika mengingat bagaimana sis Riri menggelayuti lengannya.
"Reseh banget kamu, mau kuhabisi di ranjang saat ini juga, heum?" ancam Ken saat Lili masih meringis sambil menepaki tangannya.
"Apa? Dasar kamunya saja yang mesum, ah! Berdosa aku karena membuatmu menjadi pria tidak polos lagi."
"Hn, sebaiknya kita ke apartemen atau hotel, cari suasana baru untuk sesi bercinta kita."
"Apa!? Tidak mau!"