Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Apartemen Nana
Pintu yang ditutup oleh Nana menimbulkan debaman yang menggema di kamar itu. Lili yang ditinggal si empu kamar kini tampak menatap sekeliling, meski tidak bergerak dari tempatnya berdiri dari semenjak memasuki kamar.
Ia hanya membawa bola matanya memperhatikan sekitar, memindai apa saja yang terlihat olehnya dan membaui sekitar dengan aroma.
Bau furnitur baru, tapi dari segala hal yang ada di kamar ini ada satu yang membuatnya tertarik, yaitu sebuah pigura kecil yang terbalik di atas nakas samping ranjang.
Apakah itu sebuah foto seseorang dan tidak ingin dilihat oleh orang lain? Entahlah, hanya pemilik kamar dan Tuhan yang tahu. Ia hanya bisa mengangkat bahu dan menunggu Nana sambil menghitung sampai seratus.
Dan tak lama kemudian tampak Nana yang keluar dari dalam sana, jalan sambil memegang bagian belakang gaun.
"Aku belum menaikkan seleting, bisa bantu aku?"
"Oh! Tentu saja," sahut Lili dan segera membantu.