Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Laut kota S—Kapal pesiar pribadi
Di atas kapal yang sudah sepi penumpang itu masih tertinggal dua orang, yang tidak menyadari jika kini para sahabat mereka sudah turun ke air sana.
Ken masih menikmati saat teman barunya misuh-misuh, terkadang mencubit bahkan membuat kulit polosnya jadi merah.
Ia memperhatikan dalam diam, saat Lili galak—panggilan darinya masih meromet, layaknya ibu-ibu protes karena jatah bulanan telat. Belum lagi dengan tatapan kesal itu, saat lagi-lagi ia membalas telak apa yang dikatakan kepadanya.
Teman barunya ini bilang jika ia menyebalkan, selalu punya cara untuk membuat tensi tinggi.
Apaan tensi tinggi, semalam sudah disembur tidak bicara aja salah apalagi bicara, sekarang disembur suka bikin tensi naik hanya karena jawaban.
Salah lagi, salah lagi.
Ken saat ini sedang menahan saat lengannya kembali terkena bogem, menghindari meski sesekali membiarkan merah semakin bertambah banyak.