Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Tempat Pameran
"Lili! Dari mana saja?"
Liliana yang sedang jalan bersama Kendrick menahan kedua tangannya untuk tidak menutupi telinga, saat mendengar suara cempreng-khawatir dari Anya di ujung ruangan.
Untung saja mereka sudah kembali ke ruangan VIP, tempat mereka sebelumnya berkumpul selama menunggu acara dimulai. Coba kalau masih di aula, pasti banyak yang akan melihat ke arah mereka dengan lirikan mencibir.
"Aku dari 'berkeliling'," jawab Liliana singkat mencibir Ken yang mendengkus di sebelahnya setelah sampai di hadapan Anya yang memeriksanya segera, seakan memastika jika Bos cantiknya ini baik-baik saja.
"Keliling sampai acara berakhir, cari bantuan sosial kamu, Lil?" celetuk Felixia, menatap dengan senyum mencurigakan yang dimengerti oleh Liliana tanpa perlu melihat kamus.
Albian ikut mendengkus, menatap Ken yang hanya diam dengan wajah datar andalannya. Temannya itu sama sekali tidak menjelaskan kemana saja keduanya selama acara, membuatnya penasaran saja.
"Ken, acara hari ini bagaimana menurutmu?" tanya Crish mengalihkan pembicaraan dan suasana.
"Sukses seperti biasa. Kamu tahu itu dengan jelas, mobil ini bahkan sudah ada yang memesan sebelum dipamerkan. Bukankah sepertu itu?" sahut Ken memuji, meski masih dengan wajah lempeng bagai papan penggilasan tetangga sebelah.
"Jadi, apakah kita akan pulang langsung atau ke tempat lain dulu. Ini masih terlalu 'sore' untuk kembali ke kandang masing-masing," timpal Albian menatap satu per satu temannya, yang refleks melihat arloji di tangan dan menemukan waktu menunjukan pukul 11 malam.
"Mau ke tempatku?" tawar Chris, menatap Felixia lebih dulu baru kemudian temannya yang lain.
Felixia tidak langsung menjawab, ia masih menghormati keputusan dua teman yang diajaknya dengan tatapan seakan bertanya.
"Aku besok ada pekerjaan penting."
Semua yang mendengar suara itu menatap Lili tanpa terkecuali, sebenarnya para pria kecewa karena penolakan halus dari si wanita.
"Ada pesanan dari seorang Nyonya besar dan aku harus segera menyelesaikannya," imbuh Liliana menjelaskan, saat mendapati tatapan kecewa dari mereka termasuk Ken di balik topeng flat-nya.
Akhirnya semua pria mengangguk mengerti, menerima apa yang diputuskan seorang Liliana. Karena memang mereka pun tidak mungkin memaksa, mengingat ini adalah pertemuan pertama (Kedua) bagi mereka.
"Baiklah, next time kita bisa kumpul lagi. Iya kan, semuanya?" timpal Crish mengiyakan apa yang dikatakan Liliana.
"Ya, tentu saja!"
Semua kecuali dua orang menjawabnya dengan semangat, apa yang diharapkan oleh Crish di kemudian hari.
Kedua orang itu adalah Liliana yang berharap tidak bertemu lagi dan Ken yang hanya diam meski dalam hati mengamini ucapan temannya.
Iya dong, Ken sebenarnya berharap bisa bertemu dan mengerjai Liliana lagi, ups!
"Baiklah, kalian kita antar sampai depan teras. Bagaimana?" tawar Albian menatap Anya dengan senyum kecil yang dibalas anggukan semangat.
"Terima kasih, Al!"
"Tidak masalah."
Dengan begitu, empat pria ini mengantar tiga wanita ke luar gedung pameran dan terlihat Liliana yang lebih dulu merangkul lengan Anya.
Ya, Liliana sepertinya tidak ingin kejadian beberapa jam lalu terulang dan berakhir dengan ia yang harus berjalan bersisihan lagi bersama si pria bermata indah.
Bayangan saat di taman masih membekas di hatinya, bagaimana saat pria itu memperlakukannya lembut dan beberapa saat kemudian kembali ke sediakala, jahat dengan kalimat sarkas yang selalu bisa membalas ucapannya.
Pria bernama Ken sukses membuat 4 jam Liliana di pameran ini kadang diam dengan mulut menganga dan kesal di saat bersamaan, berasa ingin mencakar wajah si pria yang selalu berhasil menyulut sumbu emosinya.
Crish jalan bersama Felixia tanpa bisa seorang pun memisahkan, membuat Lili dan Anya yang melihatnya tidak enak, takut menggangu kesenangan si model.
"Lil, bagaimana kalau kita pulang dengan Taksi?" bisik Anya lirih.
"Kamu tahu, kalau begini caranya lebih baik aku membawa mobil sendiri. Iya kan?" sahut Liliana sama berbisiknya.
"Iya-
"Apa yang kalian bisikan di belakangku, tenang saja, Crish bilang besok dia akan mengajakku jalan. Iya kan, Crish?" sela Felixia saat mendengar suara bergumam layaknya lebah dari dua teman cantiknya di belakang sana.
"Iya, besok kami akan tetap bertemu. Tentu saja," sahut Crish mengiyakan.
Ughh…
Liliana dan Anya kompak terkekeh dengan cengiran terpampang, tanpa tahu obrolan keempatnya didengar dalam diam oleh tiga pria di belakang mereka.
"Jadi, kemana saja kalian?" tanya Albian ingin tahu, menyenggol lengan Ken berulang sengaja agar si muka papan penggilasan di sampingnya mengeluarkan emosi.
"Hn."
"Ck! Apaan dah, pelit banget," gerutu Albian kesal.
"Kamu tidak habis mengerjai Liliana dengan berkeliling kan, Ken? Itu bukan seperti dirimu," tukas Gaevin menimpali.
"Menurutmu?" sahut Ken balik bertanya, nada yang digunakannya terdengar sangat menyebalkan, menuai decakan sebal kesekian kalinya dari Albian yang sumbu emosinya pendek, kalau sudah berhadapan dengan seorang Kendrick Cashel.
"Ck! Kenapa aku betah sekali berteman denganmu yang menyebalkan ini sih. Tuhan memberkatiku dengan hati penyabar," dengkus Albian, masih menggerutu akan kekamvretan teman kecilnya ini.
"Cih! Seharusnya aku yang berkata seperti itu, karena betah berteman denganmu yang cerewetnya sampai ke tulang," sahut Ken sama menggerutunya.
Gaevin hanya bisa menahan tangannya agar tidak menyumpal telinganya dengan jari, saat sudah mendengar perdebatan antara dua temannya.
Seharusnya yang berkata kenapa betah berteman adalah Gaevin, karena dari zaman dulu sampai sekarang selalu telinganya yang mendengar umpatan kedua temannya. Sedangkan Crish, hanya akan kebagian saat sesi berdebat Ken dan Albian selesai.
Ck, mereka berdua ini, batin Gaevin mencoba masa bodo.
Sampai di depan teras, terlihat mobil yang dikendarai Felixia sudah terparkir cantik. Crish yang menghubungi bagian parkir valet, sehingga kendaraan kekasih online-nya sudah ada di depan sana tanpa menunggu lama.
"Sampai jumpa besok, dear. Kita bisa jalan bersama kemanapun kamu mau, oke?" ucap Crish sambil mengusap sisi wajah Felixia tanpa malu, apalagi peduli dengan deheman kurang ajar dari tiga temannya di belakang sana.
"Tentu saja, aku akan menghubungi saat sampai nanti. Selamat malam, selamat istirahat, honey," sahut Felixia tersenyum manis.
Crish mencubit pipi si model yang terkekeh, membawa tubuh tinggi itu kepelukan dengan lengannya yang melingkari pinggang ramping itu.
Eww….
Liliana dan Anya yang melihatnya memilih untuk melengoskan wajah, bukan iri, tapi mereka hanya tidak tahu kalau ternyata level tidak malu teman mereka sudah melebihi ambang batas.
Albian yang melihat Anya melengos menepuk kepala itu, sehingga wanita itu kini ganti menatapnya dengan wajah malu.
"Punya pacar gih! Jadi bisa dipeluk dan ditepuk seperti itu juga," ujar Albian meledek.
"Isk! Nggak perlu pacar, kalau Lili bisa dipeluk," jawab Anya pura-pura tidak peduli, mengeratkan pelukannya kepada sang Bos dan menyandar manja di sana.
Albian terkekeh melihatnya, kemudian menatap Crish yang sudah selesai dengan acara berpisah dan kini berdiri bersisihan bersama Gaevin.
"Sampai besok lagi, semuanya!" seru Felixa dan Anya bersamaan, beda dengan Liliana yang hanya melambaikan tangan dari jendela mobil yang terbuka.
"Hati-hati di jalan, Xia," wanti Crish perhatian.
"Iya!"
Brummm!
Mobil yang dikendarai Felixia semakin hilang dipandangan, tersisa empat pria yang masih betah berdiri di teras gedung pameran, dengan salah satu di antara mereka yang mengajak untuk kembali berkumpul bersama.
"Jadi, bagaimana kalau pesta ini kembali kita lanjutkan. Iya kan, Ken? Kamu berhutang banyak penjelasan kepada kami."
Shit!
Bersambung