Seorang pemuda berjalan menuju kearah balkon kamar. Ia menghampiri tuan mudanya yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Damian membungkukkan sedikit badannya ke arah depan menandakan ia tengah memberi hormat. Rey dapat melihat semua yang dilakukan Damian dari sudut matanya. Namun, ia tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
"Tuan-"
"Aku sudah mendengarnya sendiri! Jadi kau tidak perlu mengulang perkataan Marco!" potong Rey sebelum Damian menyelesaikan perkataannya.
"Siap Tuan!"
Saat mendengar perkataan Rey, salah satu tangan Damian terangkat ke atas menggaruk kulit kepalanya yang tak terasa gatal. Atasannya tersebut memang paling pintar membuat orang lain kehilangan kata- katanya. Disisi lain, Rey terus memeriksa berkas yang dibawa Damian tadi sore. Sesekali ia akan membahas urusan pekerjaan dengan Brian dari sambung telepon.
