Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 29 - bab 27

Chapter 29 - bab 27

Terkadang diam itu lebih baik daripada kita bicara namun menyakiti hati orang lain.

***

Setelah mendapat semua kertas tadi semua murid lalu menuliskan nama serta ekstra kurikuler yang akan mereka pilih. Sementara Nisa saat ini tengah bimbang karna dia bingung harus memilih antara karate atau murotal dua-duanya sama-sama dia sukai.

"Kok aku jadi bingung gini sih? Mau ambil yang mana ya?" Seru Nisa pada dirinya.

"Kalaupun aku memilih karate nanti aku gak bisa ikut murotal begitu juga sebaliknya kalau aku milih murotal nanti aku gak bisa ikut karate Gimana dong?" Serunya lagi yang masih bimbang. Karin yang mengetahui jika sahabat nya itu terlihat bingung diapun ingin sekali menghampiri dan membantunya namun keadaan nya sekarang tidak memungkinkan untuk itu dia pun memutuskan untuk diam dan hanya melihat dari bangkunya saja.

"Aku kangen kamu Sa tapi kelihatannya kamu baik-baik saja sama aku toh kamu juga malah makin dekat dengan Adit dan kelihatan nya kamu juga dekat sama indah mungkin kamu udah menentukan sahabat terbaru kamu yang jauh lebih baik dari pada aku" batin Karin. Namun indah tiba-tiba kebelakang menghampiri Nisa yang tengah duduk sendiri sembari membawa tas ransel nya.

"Loh kamu ngapain disini? Pake bawa-bawa tas lagi" Tanya Nisa heran.

"Aku mau duduk disini sama kamu" balas indah tersenyum.

"La terus gimana dengan Dinda kasian dia duduk sendiri" ujar Nisa.

"Udah gak papa tadi aku juga udah bilang sama dia kayaknya dia malah seneng secara kan dia lagi pdkt sama putra jadinya bisa tiap hari duduk sama putra, eh btw gak papa kan kalau aku duduk sini" jelas indah.

"Gak papa lah kan aku jadi ada temannya" balas Nisa tersenyum

"Eh kamu udah pilih mau masuk ekstra kurikuler apa?" Tanya indah pada Nisa.

"Masih bingung nih antara karate sama murotal" balas Nisa.

"Oh kamu juga anak karate sama dong aku juga" seru indah antusias.

"Hehe iya dulu waktu SMP suka ikut ekstra kurikuler kaarate" balas Nisa malu.

"Bagus dong btw kamu masuk ekstra kurikuler karate aja biar samaan sama aku dan aku juga ada temannya" saran indah lalu memperlihatkan kertas punyanya dia.

"Emm yaudah deh iya aku pilih karate" balas Nisa. Indah yang mendengar nya sontak bahagia dan memeluk tubuh Nisa. Karin yang sedari tadi melihat secara diam-diam kedekatan Nisa dan indah akhirnya menjadi iri.

"Emang benar ya Sa kamu sekarang udah berbeda" serunya dalam hati sembari melihat Nisa dan indah berpelukan namun tanpa sengaja mata Karin bertemu dengan matanya Nisa sontak Karin pun memalingkan wajahnya dari Nisa dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Pasti Karin salah paham sama aku dan indah, sebaiknya nanti aku harus bicara langsung sama dia aku gak mau jika terus-menerus begini sama dia" batin Nisa sembari melihat Karin.

"Yaudah sekarang ditulis dulu punya kamu lalu nanti dikumpulkan" ujar indah melerai pelukannya.

"Oh iya" balas Nisa lalu menulis kertas tadi. Tak lama kemudian Adit masuk kedalam kelas dan langsung duduk di bangkunya.

"Kertas apa ini?" Tanya Adit sembari memegang kerta tadi.

"Itu tadi disuruh untuk mengisi nama sama ekstra kurikuler yang akan kamu pilih setelah itu dikumpulkan semua dan diberikan ke Bu Mila" balas indah menerangkan. Dan Adit hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya.

"Ouh iya satu lagi nanti yang mengumpulkan di Bu Mila kamu ya soalnya tadi Bu Mila bilangnya ketua kelas yang mengumpulkan" serunya lagi.

"Kok gue sih elo aja Napa sih kan sama aja" ujar Adit tak terima.

"Idih ogah orang kamu yang disuruh Wee kalau gak percaya coba tanya Nisa" seru indah sembari melihat Nisa.

"Emang bener Nia?" Tanya Adit pada Nisa yang terkejut.

"Hah iya tadi Bu Mila bilang gitu" balas Nisa meyakinkan.

"Ouh yaudah oke" seru Adit lalu menulis kertas punyanya tadi.

"Wooo kalau Nisa yang bilang baru percaya dasarrr" kesal indah. Dan Nisa pun tertawa. Setelah selesai menulis Adit beranjak dari tempat duduknya dan mengumpulkan kertas tadi.

"Oy kertasnya dikumpulkan" teriak Adit sembari mengambil kertas punya temannya. Namun ketika sampai dibangku Karin Adit tampak begitu heran kenapa akhir-akhir ini Karin lebih banyak diam dan tak pernah mengganggu nya lagi apa dia udah tobat entahlah bodo amat dia tidak mau ambil pusing toh itu tidak merugikan dia. Dan setelah semuanya terkumpul Adit pun hendak keluar kelas untuk mengumpulkan kertas nya diruangan nya Bu Mila namun suara indah berhasil membuat dia berhenti.

"Mau kemana kamu?" Teriak indah pada Adit yang sudah didepan pintu

"Mau ngumpulin ini lah katanya tadi suruh ngumpulin gimana sih gak jelas banget" kesal Adit pada indah.

"Ngumpulin nya itu nanti waktu istirahat bukan sekarang kalau sekarang kan Bu Mila lagi ngajar toh kamu juga mau bolos?" Ujar indah.

"Kenapa Lo gak bilang dari tadi " seru Adit lalu berbalik dan kembali ke bangkunya.

"Kamunya juga gak bertanya kenapa malah nyalahin aku sih" kesal indah.

"Udahlah Ndah marah-marah Mulu perasaan" seru Nisa.

"Habisnya dia bikin emosi Mulu" balas Dita.

"Jangan terlalu kesal sama orang nanti jatuh cinta Lo hha" canda Nisa.

"Ihhh amit-amit yaallah sama kamu aja sa aku ikhlas lahir batin kok" ujar indah sembari mengetok meja didepannya.

"Kok malah aku sih" balas Nisa heran

"Ya gak papa to hahah" seru indah tertawa.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 wib saatnya semua murid istirahat begitu pun dengan Nisa dan indah mereka berdua sedang memasukkan buku-buku nya kedalam laci dan bersiap untuk pergi ke kantin karna mereke ingin membeli minum dan cemilan untuk teman makan mereka.

"Yok Sa" ajak indah yang sudah selesai membereskan buku-bukunya.

"Yuk" balas Nisa lalu beranjak dari tempat duduknya. Namun tiba-tiba Adit memanggil nisa.

"Sa" teriak adit, Nisa sontak menoleh mencari sumber suara.

"Iya gimana dit?" Tanya Nisa.

"Lo mau ke kantin kan gue titip minuman ya sama mie ayam diplastikin aja tapi jangan dikasih sawi ya gue gak suka sayuran soalnya" seru Adit lalu mengeluarkan selembar uang 50 ribuan.

"Ini uangnya" serunya lagi. Lalu Nisa menghampiri Adit untuk mengambil uangnya dan tanpa sengaja dia melihat Karin yang tengah makan bekal makanan nya.

"Nanti kalau Lo sama indah mau jajan pake uang kembalian nya itu saja" ujar Adit lalu nisa hanya menganggukkan kepalanya.

"Ayo Sa cepetan nanti keburu masuk" ujar indah yang berada diambang pintu kelas menunggu Nisa.

"Eh iya-iya" balas Nisa lalu menghampiri indah dan pergi ke kantin.