Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 18 - bab 16

Chapter 18 - bab 16

Terkadang kita harus berusaha ikhlas menerima takdir yang sudah ditetapkan walaupun sebenarnya hati kita tidak mau menerimanya

Saat ini mama Ela tengah mencari keberadaan anaknya Adit dirinya tidak bisa jika harus terus berdiam diri dirumah sedangkan anaknya pergi entah kemana tidak ada seorang ibu yang ingin anaknya terluka bukan? Pasti ada rasa khawatir yang begitu mendalam dihatinya apalagi dia anak satu-satunya pasti dia sangat mencintainya walaupun terkadang apa yang dia lakukan belum tentu baik untuk anaknya tapi percayalah tidak ada seorang ibu yang ingin membuat hati anaknya terluka. Sore ini dia memutuskan untuk keluar dari rumah secara diam-diam karna takut jika orang rumah tau jika dirinya pergi pasti mereka akan mencegahnya apalagi jika suami itu tau kalau dia pergi mencari keberadaan anaknya pasti dia amat begitu marah. Dirinya pergi hanya dengan berjalan kaki lalu mencari taksi.

"Mau kemana buk?" Tanya supir taksi kepada mama Ela.

"Jalan aja dulu pak saya ingin mencari anak saya" balas mama Ela yang duduk dikursi belakang.

"Baik Bu" seru supir taksi setelah itu melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan mama Ela terus menerus mencoba menghubungi Adit namun sedari tadi dia tidak mengangkat telponnya chat pun juga tidak ada satupun yang dibalas.

"Kamu dimana sih sayang mama khawatir sama kamu" Ujar mamaa Ela yang sedari tadi mencoba menghubungi Adit namun tetap saja tidak diangkat.

"Apa segitu bencinya kamu sama mama hingga kamu tidak mau mengangkat telpon mama" ujar Mama Ela yang sudah pasrah. Namun ketika dalam perjalanan tiba-tiba mama Ela melihat orang yang seperti nya itu Adit diapun memutuskan untuk turun dari taksi dan menghampiri nya.

"Pak stop saya turun disini aja ini uangnya" seru mama Ela lalu menyodorkan selembar uang 100 ribuan. Lalu turun dari taksi

"Baik Bu terimakasih" balas supir taksi lalu pergi.

"Adit ayo pulang mama mencari kamu dari tadi" seru mama Ela pada orang yang dilihat mirip Adit tadi. Namun ketika mama Ela menyentuh tubuh orang tersebut lalu orang tersebut menoleh ternyata itu bukan Adit melainkan orang yang mirip dengan Adit.

"Ada apa ya Bu?" Tanya orang tersebut.

"Eh maaf mas saya kira kamu anak saya sekali lagi maaf ya mas" balas mama Ela.

"Oh gak papa Bu" seru orang tadi. Lalu mama Ela pun pergi melanjutkan perjalanan nya mencari Adit.

"Sayang kamu dimana sih? Pulang lah mama rindu kamu! Maafin mama jika selama ini mama lebih mementingkan pekerjaan mama dari pada kamu mama nglakuin itu juga buat kamu nak mama ingin kamu itu selalu dalam kecukupan tapi ternyata mama salah kamu tidak menginginkan semua itu" seru mama Ela yang terus berjalan entah kemana.

**

Saat ini Nisa dan Karin tengah berada di Indomar*** untuk membeli minuman dan cemilan ini merupakan kebiasaan mereka berdua sejak SMP jika habis pulang sekolah dan besok merupakan hari Minggu pasti mereka akan menyempatkan diri untuk membeli sekedar jajanan dan minuman lalu mereka akan memakannya didepan kursi Indomar*** yang telah disediakan.

"Eh Sa kamu besok habis lulus SMA kita cari kuliah nya barengan ya biar kita bisa satu sekolah an lagi kalau bisa kita juga ambil prodi yang sama aja ya biar kita tetap bersama-sama terus" Tanya Karin yang membuka topik.

"Emm kayaknya aku gak lanjut kuliah deh rin soalnya aku mau mondok sesuai amanat dari umi dan aku juga udah berjanji sama Abi juga kalau habis lulus SMA aku mau nerusin buat mondok " balas Nisa yang sedikit sedih karena dia harus rela mengubur dalam-dalam impiannya untuk menjadi dokter.

"Yakin kamu Sa? Berarti kalau kamu mondok kita akan jarang ketemu dong" sedih Karin yang harus berpisah dengan sahabat nya itu.

"Jangan sedih gitu dong Rin kan kita bisa ketemu kalau nanti aku pulang kerumah kalau gak nanti kamu bisa main ke pondok" balas Nisa.

"Tapi kan gak bisa setiap hari ketemu seperti sekarang ini toh kamu pasti pulangnya kalau lagi libur aja kan dan mesti itu belum pasti juga kan" ujar Karin.

"Iya juga sih Rin tapi mau gimana lagi aku gak bisa apa-apa dan aku juga gak mau mengingkari janji aku pada Abi walaupun sebenarnya aku masih ingin mewujudkan impian ku untuk menjadi dokter tapi aku rasa mulai sekarang aku harus mengubur dalam-dalam keinginan ku itu" sedih Nisa.

"Tapi tidak ada salahnya jika kamu tetap berusaha dan berdoa aku yakin jika suatu saat nanti kamu bisa mewujudkan impian kamu itu walaupun banyak rintangan yang harus kamu lalui" seru Karin mencoba menyemangati Nisa.

" Iya Rin aku cuman berharap semoga keajaiban datang" balas Nisa tersenyum.

"Nah gitu dong harus tetap semangat" seru Karin tertawa.

"Siap bos hahahaha" tawa mereka pun akhirnya pecah.

"Eh udah-udah Rin tawanya malu dilihatin banyak orang tuh" seru Nisa yang memperlihatkan orang-orang yang sedang melihat mereka dengan tatapan heran.

"Wkwk biarkan saja mungkin mereka iri sama kita berdua" balas Karin yang bodo amat.

"Gak boleh gitu ih, btw pulang yuk udah sore juga kan" ajak Nisa pada Karin.

"Yaudah yuk" balas Karin kalau mereka berdua memutuskan untuk segera pulang setelah membereskan sampah bekas makanan dan minuman mereka. Sepanjang perjalanan mereka saling bercanda ria menikmati pemandangan jalanan kota Jakarta disore sesekali Nisa mengabadikan momen yang menurut dia indah.

"Eh Rin tuh lihat sunset nya bagus ya" ujar Nisa sembari menunjuk matahari yang mulai tenggelam.

"Oh iya Sa bagus banget warnanya juga dominan orange kemerah-merahan ya" balas Karin sembari fokus membawa motor nya.

"Iya aku foto dulu ya" ujar Nisa lalu memotret sunset tersebut dan hasilnya pun sangat memuaskan.

"Subhanallah cantik banget ini" seru Nisa sembari melihat hasil jepretannya.

"Nanti kirim ke aku ya Sa" pinta Karin.

"Siap" balas Nisa lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam saku. Ketika Karin hendak berbelok tiba-tiba dia melihat ada seorang ibu yang mau menyebrang jalan namun ibu itu terlihat tidak fokus padahal dari arah kanan sedan ada mobil yang mau melintas reflek Karin pun menghentikan motornya dan ingin menolong ibu tersebut.

Shittt....

"Aww Rin kalau mau berhenti itu bilang dong jangan mengerem mendadak kalau kayak gini jadinya helm aku kepentok sama helm kamu kan mana sakit lagi" ujar Nisa yang sedikit kesal.

"Eh maaf Sa tapi lihat ibu itu dia mau menyebrang jalan tapi kayaknya dia gak fokus sementara dari arah kanan ada mobil yang mau melintas" seru Karin sembari menunjuk keberadaan ibu itu.

"Oh iya tapi kenapa kamu malah diam aja disini ayo kita tolongin" ujar Nisa lalu bergegas lari untuk menolong ibu tersebut dan Karin pun menyusul nya.

"Buk awas" teriak Nisa sembari menarik tangan ibu tersebut. Alhasil mereka pun jatuh bersamaan namun beruntung mereka tidak apa-apa.

"Ibu gak papa kan?" Tanya Nisa memastikan sembari membawa nya berdiri.

"Gak papa nak terimakasih ya udah nolongin ibu" balas ibu tersebut.

"Besok lain kali kalau mau menyebrang ibu lihat kanan kiri dulu ya bi kalau kayak tadi ibu bisa tertabrak untung aja ada kita" ujar Karin pada ibu tersebut alhasil mendapat tatapan dari Nisa.

"Orang aku bilang bener kok ya" balas Karin.

"Eh iya Bu kalau boleh saya tau nama ibu siapa? Dan ibu mau kemana? Kalau saya lihat kayaknya ibu lagi gelisah" ujar Nisa lembut.

"Nama saya Ela saya sedang mencari anak saya yang pergi dari rumah tapi saya gak tau dia ada dimana" balas mama Ela. Nisa pun menjadi kasian melihat ibu tersebut diapun memutuskan untuk menolong nya dan akan mengantarkan ke rumahnya karna pasti keluarga dia sedang mencari nya.

"Ibu saya antar pulang aja ya siapa tau anak ibu sudah pulang kerumah dan gak mungkin juga kalau ibu lama-lama berada diluar dalam kondisi seperti ini bisa-bisa ini berbahaya buat ibu toh sebentar lagi juga udah mau malam" seru Nisa mencoba membujuk ibu Ela agar mau pulang.

"Tapi kalau anak saya belum pulang gimana?" Tanya mama Ela.

"Insyaallah udah Bu kan anak ibu sayang sama ibu mana mungkin dia tidak mau kembali ke rumah nya" bohong Nisa karna dia sudah tidak tau lagi harus membujuk ibu tersebut agar mau pulang.

"Yaudah saya mau pulang" seru mama Ela.

"Yaudah saya antar pulang ya! Oh iya Rin aku akan antar pulang ibu ini dengan taksi nanti kamu bisa ngikutin dari belakang menggunakan motor" ujar Nisa.

"Yaudah kalau begitu" balas Karin.

"Oh itu pas ada taksi pak berhenti" seru Nisa menghentikan Taksi nya.

"Bu ayo silahkan masuk" ujar Nisa lalu membawa mama Ela untuk masuk kedalam taksi. Setelah itu disusul dengan Nisa. Sementara Karin kembali mengambil motornya tadi dan mengikuti arah taksi berjalan.