Madhu mencium aroma manis gurih sebuah masakan. Mulut Madhu jadi berliur dan ingin mencicipinya. Dia mengikuti aroma itu. Karenanya dia menjadi melewati berbagai pintu. Banyak yang setengahnya terbuka dan sebagian lagi terbuka lebar mempertontonkan bagian dalamnya yang rusak parah. Akhirnya dia menemukan seseorang yang sedang sibuk memasak sesuatu di sebuah dapur yang sangat rapi. Dinding warna putih bersih seperti tidak pernah tercemari noda. Madhu berjalan masuk perlahan dan saat itu, dia yakin tengah melihat Dian Sumeler meletakkan seloyang kue yang baru saja dikeluarkannya dari pemanggang.
"Oh siapa kau?" tanya Dian dengan mata bulatnya. Dia mengangkat pisau yang ada di dekatnya secara spontan.
Madhu mengangkat tangannya dan mencoba bersikap ramah. Madhu memperkenalkan diri dan menunjukkan sikap sopan serta bersahabat.
"Tidak ada yang pernah datang ke rumah ini setelah bertahun-tahun, kau yakin kau diundang papa? dia telah meninggal lima tahun yang lalu."
