"Kakak mau tanya sama kamu. Sebenarnya kamu kenapa suka pergi-pergi dari rumah seperti ini?" tanya Faras.
"Main."
"Benar alasannya cuma main?"
"Yoi. Emangnya apa?"
"Ya ga tau. Kamu punya alasan lain ga selain main?"
"Ga ada."
"Jadi kamu pergi ke rumah cuma karena main? Bukan karena menghindar dari kita dan mencari rumah kedua?"
Perkataan Faras barusan membuat Aneska terdiam seribu bahasa. Dia tidak tahu harus menjawab apa lagi. Karena sebenarnya apa yang Faras bilang itu semuanya benar.
"Kenapa ka Faras bicara seperti itu ya?" pikir Aneska di dalam hatinya.
"Kenapa kamu diam?"
Aneska masih saja tetap terdiam dan tidak menjawab apa-apa. Tetapi tiba-tiba saja Mamahnya Aneska meneteskan air matanya. Itulah yang membuat Aneska merasa semakin bingung.
"Mamah kenapa? Kenapa Mamah nangis?" tanya Aneska.
"Mamah nangis karena kamu. Makanya lebih baik kamu jujur. Kamu bicarakan semua perasaan kamu ke kita. Karena kita udah tahu semuanya."
"Tahu apa? Kalian semua tahu apa?"