"I... Iya Pak. Ga apa-apa kasih ke Ana aja. Kalo gitu saya permisi dulu Pak. Marih."
"Iya Chintya."
Kemudian Chintya segera pergi ke ruang kerjanya. Sekarang ini dia sedang sangat kecewa karena perilaku kak Faras barusan.
"Teganya Mas Faras bilang kaya gitu ke aku. Emang benar kali ya kalo Mas Faras itu emang masih cinta sama mantab istrinya itu. Buktinya aku yang masak makanan buat dia, tega-teganya dia malah mau kasih ke mantan istrinya itu. Lagian sadar dong Chin sadar. Lu itu bukan siapa-siapanya Mas Faras. Jadi ga udah berharap lebih ya Chin," ucao Chintya di dalam hatinya.
"Woy."
Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengageti Chintya ketika dia sedang melamun di ruangan kerjanya. Orang itu adalah teman kerjanya Chintya.
"Ih ngagetin aja di Mba."
"Lagian kamu bengong aja si. Mikirin apa si emangnya? Hm? Pak Faras?"
"Ih apaan si Mba. Engga juga. Lagi mikirin kerjaan aja."
"Yang benar?"
"Iya. Udah lah ga usah bahas Pak Faras. Mba kenapa ngagetin aku kaya gitu?"