"Chintya. Begitu telaten dia mengurus semuanya. Bukan hanya mengurangi saya saja dia sebaik itu, tapi dia mengurusi semuanya dengan baik juga," ucap Faras di dalam hatinya sambil melihati Chintya yang sedang membereskan piring-piring di sana.
"Ehekm," Mamah Abighail bersuara seperti seseorang yang sedang batuk. Padahal sebenarnya dia sedang tidak batuk. Mamahnya Abighail hanya meledek Faras saja yang sedang melihati Chintya dengan tatapan yang dalam.
"Kenapa Mah? Mamah keselek? Minum dulu Mah."
"Engga. Kamu kok kayanya liatin Chintya sebegitunya. Ada apa nih?"
"Ada apa gimana maksudnya Mah?"
"Pasti kamu suka kan sama Chintya? Hayo ngaku aja. Ketauan loh dari tatapan mata kamu ke dia. Lagian Mamah juga setuju kok kalo kamu sama Chintya bersatu."
"Iya loh Faras. Tente juga setuju kalo kamu bersatu sama Chintya. Kamu itu kan anak yang baik. Cocok dengan Chintya, hehe," ledek Tante Novi juga.