Chereads / Ramalan Takdir / Chapter 33 - Tugas Mustahil

Chapter 33 - Tugas Mustahil

Operasi pemasangan bola mata itu berjalan lancar. Lia benar benar n

melakukan hal hebat dengan kemampuan penyembuhannya. Padahal baru beberapa hari, tapi kini aku sudah tak merasakan sakit lagi.

Total sudah hampir dia minggu lebih aku tetap berada di rumah sakit. Papa sama sekali tak mengizinkanku keluar kamar, aku hanya terus terkurung bosan di ruangan bercat putih itu.

Aku tak lagi sekolah. Karna sudah absen dan tak lagi tahu di mana lokasiku, sekolah pasti sudah mengeluarkanku, bukan? Syukurlah kalau mereka berinisiatif mengeluarkanku dulu. Aku juga sama sekali sudah tak ada niatan untuk kembali ke sekolah.

Tapi walaupun tak lagi bersekolah, aku masih tetap belajar di rumah sakit. Yang jadi guru adalah Papa sendiri. Kadang Lia juga mengajariku tentang pengobatan.

Tentu saja ilmu yang diajarkan Papa dan guru di sma itu beda. Bahkan beda jauh. Sekarang aku tak lagi belajar matematika, mapel yang paling kusuka. Yang sekarang kupelajari adalah hal hal mistik semisal sihir dan kemampuan.

Didunia ini ada orang orang berbakat yang bisa menggunakan kemampuan. Ini bukan kemampuan biasa, ini lebih ke kemampuan supranatural.

Jangan kaget kalau ternyata ada orang dari dunia lain yang bisa melakukan telekinesis atau malah telepati. Itu adalah hal yang wajar di dunia lain.

Dan untuk dunia lain sendiri, Papa juga menjelaskan hal itu dengan bahasa yang lebih mudah kupahami dibandingkan bahasa penjelasan Eiji.

Alam semesta ini terdiri dari dunia dunia yang berbeda. Dunia dunia itu berjalan sesuai kodratnya masing masing, tanpa ada campur tangan, tanpa ada yang mengganggu. Tak ada yang bisa melintasi dunia lain kecuali orang orang yang memiliki portal atau pembaca buku masa depan.

Orang orang yang memiliki portal cenderung orang yang sangat kuat. Mereka sudah banyak mengenal tehnik khusus dan juga banyak pengalaman soal kekuatan. Karna kekuatan itu, ambisi liar mulai bermunculan.

Di tengah ambisi itu, akan terlahir seorang yang punya bakat khusus untuk menengahi masalah. Jika masalah sudah menjadi semakin besar bahkan hingga membuka sekat antardunia, maka pelindung hutan akan muncul untuk menghentikan masalah yang terjadi.

Pelindung Hutan adalah manusia yang dipilih untuk menengahi masalah antarklan. Mereka punya kebebasan untuk melintasi dan membuat portal di mana saja. Mereka juga berteman baik dengan para peri.

Bukan, ini bukan dongeng peri kecil yang punya dua sayap. Para peri yang dimaksud di sini adalah makhluk makhluk yang terbuat dari energi gabungan alam. Mereka tak punya bentuk, taoi biasanya lebih suka meniru bentuk manusia berusia remaja.

Aku bahkan sampai bertanya berkali kali tentang keberadaan mereka, memastikan kalau mereka benar benar ada. Papa hanya tersenyum, dia berkata kalau aku akan segera bertemu dengan mereka.

Lalu selain para peri, ada juga para penyihir. Para penyihir sebenarnya bukanlah orang orang yang punya kemampuan. Mereka lahir tanpa bakat genetik seperti kemampuan. Tapi mereka bisa memanipulasi semuanya dengan mantra dan energi. Mereka adalah sedikit orang yang bisa mengendalikan energi. Biasanya para penyihir dan para peri berteman.

Para penyihir dan peri adalah perwakilan penguasa di klan terlarang. Mereka memerintah segala yang ada di klan masing masing. Mereka sangat tak suka kalau domain kekuasaannya diganggu.

Karna itulah sebaiknya setelah masuk ke dalam klan terlarang, sebaiknya meminta izin dulu. Kirimi mereka sebuah nyanyian indah, mereka akan menjawabnya. Mereka akan membantu jika orang yang bernyanyi tadi berada dalam kesusahan.

Aku menghela napas. Ternyata semua tentang dunia paralel itu benar. Aku tak menyangka kalau dunia berputar diatas poros yang sangat ruwet ini tanpa adanya masalah berarti.

"Kenapa, Sayang? Kau pasti tak percayakan?" Papa menatapku sambil tersenyum saat melihatku menghela napas dengan buku sejarah dunia paralel di tanganku. Ia sudah tahu, tapi dia tetap saja bertanya.

"Papa, apa aku benar benar tak bisa menggunakan kekuatan? Aku sama sekali tak mewarisi kode genetik para pemilik kekuatan," gumamku iri pada penjelasan di buku.

"Tidak, nak. Kau bisa menggunakan sihir," Papa berkata memberi tahu, "kau bisa dan punya banyak energi, jadi kemampuanmu mungkin akan menonjol di pengolahan sihir. Aku akan mengajarimu cara bagaimana menggunakan sihir agar kau bisa menyelesaikan sebuah tugas dariku."

Mataku membulat ketika mendengar perkataannya, "tugas? Tugas seperti apa?"

Papa sepertinya menyadari kebingunganku. Dia tersenyum tenang.

"Kau tahu siapa ini kan?" Papa mengeluarkan sebuah foto. Foto seorang lelaki hitam berambut panjang dan bermata merah seperti menyala dalam kegelapan. Aku menahan napas, sudah lama sekali aku tak melihat wajahnya.

"Kau harus menghancurkannya." kemudian kata kata Papa membuat oksigen dalam kepalaku berkurang drastis. Apa tadi Papa bilang?

Aku harus menghancurkan laki laki dalam foto ini?

Aku harus menghancurkan Eiji?