Tiga minggu tidak ada kabar. Reza sudah hampir kehilangan akal. Sms Whatshap dan telfon tidak pernah ada respon. Reza ingin mencari Rumah sakit tempat Tiara kerja. Tapi dia tidak tahu. Selama ini Tiara tidak pernah memberi tahu ia kerja dimana. Tinggal di asrama mana.
Yang Reza tahu hanya setiap sabtu menjemput dan minggu mengantar ke halte. Reza menghubungi kang Ujang .
Suara dering telfon terdengar. Kang Ujang sedang menyiram tanaman.
"halo den "
"kang. mau tanya "
"iya den "
"kang. apa Tiara pernah menghubungi akang??? "
"e.. non Tiara? " kang Ujang melihat ke sekeliling. Takut ada Ny. Soraya.
"aduh den. jangan tanya non Tiara lagi yaa. saya gak bisa jawab "
"tapi kang "
Kang Ujang mematikan telfonya saat tahu Ny. Soraya pulang.
Reza tambah frustasi. ia tidk mendapatkna informasi apapun dari kang ujang.
Ketika Reza sudah mulai akna tidur.
Tiba-tiba ada pesan dari Tiara
jemput aku di halte biasa jam 3 sore.
Reza sangat senang bereforia di kamar. Keesoka hari ia menyiapkan bunga mawar putih untuk minta maaf pada Tiara karena sudah lancang.
Dengan penuh perasaan bahagia .
Senyum cerianya sangat mempesona dan menawan saat melihat Tiara turun dari bus.
Bagaimana tidak mempesona. Dia cowok kuliahan yang punya tinggi 178 dengan badan yang keren karena rajin olahraga. Kulit yang cerah serta potongan rambut yang keren. Cewek mana gak klepek klepek. Sebenarnya banyak cewek kampus yang naksir Reza. Tapi Reza menolak. Buat dia hatinya sudah terpaten tidak bisa di rubah hanya ada nama Tiara.
Tahun kedua Reza sebagai mahasiswa sudah terlampaui . tinggal Reza meningkatkan kulaitas belajarnya. Reza pun semakin dewasa. Ia sudah pandai mengatur waktunya. Nilainya juga bagus-bagus di kampus. Memang Reza termasuk anak yang cerdas. Memasuki tahun ke tiga di kampus. Reza sebentar lagi kan ulang tahun ke 21 th.
Hari ulang tahun Reza kali ini mereka rayakan di pantai. Dengan candle light dineer ia rayakan bersama Tiara. Tiara saat itu seperti tidak memberikan batasan pada Reza.
Reza memengang tangan Tiara dan mencium tangannya. Ia berterimaksih pada Tiara mau menemaninya . Dan berdoa semoga bisa bersama Tiara terus. dan akan melamar Tiara jika sudah lulus kuliah. Tiara hanya membalasnya dengan senyuman
"Nanti kalau kamu dah kerja dan uangmu sudah melebihi ayahmu mari kita menikah " kata Tiara sambil memegang tangan Reza.
"Siapa takut kata Reza lantang "
"Kamu kerja di rumah sakit mana si???"
"Aku di Mitra Kasih ."
"Oh Rumah Sakit Mitra Kasih. Mitra Kasih mana itu kan banyak cabangnya hampir semua Jakarta ?
"daerah kali senin"
Jawab Tiara santai. Reza senang Tiara mau memberikan beberapa informasi dan terbuka dengan ia.
Sambil duduk di pinggir pantai . Kepala Tiara bersender pundak Reza dan tangan mereka bergandengan. Kemudian saat Tiara mengangkat kepalanya dan Reza menoleh melihat Tiara.
Tiara memandang Reza sangat dalam. Tanpa basa basi Tiara menaruh tangan kanannya di pipi Reza. Menyapu rambutnya dan mengusap pipinya. Dengan tatapan dalam dan tangan yang masih memegang pipi Reza. Ia memberikan sebuah kecupak ke bibir Reza.
Reza yang kaget beberapa detik, dan sudah lama menunggu moment itu tidak menyia-nyiakan. Ia membalas ciuman Tiara berulang-ulang kali dengan lembut . Tangan Reza menarik badan Tiara agar lebih dekat sehingga badan mereka menempel. Tangan Tiara merangkul pundak Reza.
Seusai dari pantai mereka menuju hotel dan malam yang tidak pernah mereka lupakan terjadi malam itu. Malah pertama bagi pasangan muda-mudi ini. Keesokan harinya seperti bisa Reza mengatar Tiara ke halte. Dengan bahagia dan perasaan tidak ingin di tinggal. Rasanya Reza sangat berat di tinggal Tiara. Padahal sudah hampir 2,5 tahun mereka seperti itu. Tiara pun melambai pergi melalui bus yang berjalan melewati Reza.
Firasat buruk sebenarnya sudah Reza rasakan sebelum mengantar Tiara ke halte. Namun tertutupi kebahagian yang sedang Reza rasakan.
Seminggu kemudian tidak ada pesan maupun kabar dari Tiara. Tiara menghilang lagi tanpa kabar. Rumah sakit tempat Tiara kerja sudah Reza sambangi. Namun nihil. Tiara sudah resign dan tidak ada yang tahu kemana ia pindah. Saat pulang kampung Reza juga tidak mendapat informasi apapun .
Reza marah dia frustasi , kecewa berat. Dia menganggap Tiara benar-benar jahat mempermainkan perasaannnya. Akhirnya Reza mengahabiskan waktunya untuk belajar lebih giat lagi. Ia jarang main dan bahkan menghindari para gadis yang mendekatinya.
Sempat terlintas perkataan Tiara yang menghendaki Reza belajar giat , sukses dan mandiri, dan buatkan aku rumah yang terbaik.
Sebelum mereka berpisah,mereka pernah mendesai rumah impian mereka. Namun sketsa itu hanya jadi kenangan antara Reza dan Tiara yang belum terwujud.