Getaran ponsel dengan nada dering yang begitu bising itu membuat gadis yang masih menutup tubuhnya dengan selimut bergerak dengan lamban. Kedua matanya masih terpejam, duduk dengan selimut yang sudah dia singkirkan lumayan jauh dari tempat. Hembusan napas kasar itu keluar begitu kedua netranya terbuka, meraba kasur untuk waktu yang cukup lama sampai akhirnya benda pipih yang masih menyala itu dia dapatkan.
"Hallo! Kenapa telepon sih?" ucap Ebi dengan suara yang begitu serak, menggaruk kepalanya sejenak sebelum membersihkan kotoran matanya.
"Aku dari tadi gedor pintu kamar kamu, tapi kamu gak bangun-bangun. Suaraku juga kecil sih biar asra sama mama gak denger juga, jadi mendingan aku telepon," sahut Alfa dengan suara tanpa dosa, di tambah dengan kekehan, "Udah ayo buruan keluar! Aku di depan kamar kamu sekarang, kita jadi pergi kan?"