"Alfa, aku udah cantik kan?" Ebi terus saja bertanya, ini bukan yang pertama, tapi yang kesekian kalinya ketika dia menatap wajah mungilnya di dalam cermin kotak yang di bawanya dari rumah.
Alfa jelas mengatakan hal yang memang benar adanya jika gadis di sebelahnya ini sangat cantik meskipun hanya bisa memandang sekilas, dan kembali menatap lurus ke depan. Memperhatikan jalanan yang mulai macet kembali.
Gadis itu menghela, meletakkan cermin kotaknya di atas pahanya dengan menyentuh dada karena jantungnya sekarang tak bisa berdetak dengan normal. Rasanya sangat aneh padahal ini hanya acara pernikahan Stella yang tidak akan membuatnya harus naik ke panggung untuk bernyanyi atau menari sebagai pertunjukan khusus sebagai teman SMA Stella.
Tangan kanannya terasa hangat sekarang, Alfa menggenggam dengan erat sambil sesekali memberikan usapan agar gadisnya itu tidak gelisah lagi. Ini memang membantu, tapi detak jantung Ebi masih tetap sama, tak stabil.
