Tubuh kedua tokoh tua itu kembali terdorong mundur sejauh lima langkah.
Pendekar Pedang Pencabut Nyawa tidak tinggal diam. Dia segera mengejar ke muka lalu melancarkan serangan mautnya.
Bukk!!! Bukk!!!
Dua buah serangan tapak dilayangkan secara bersamaan.
Dalam keadaan yang tidak mendukung, tubuh keduanya terlempar lagi. Kali ini lebih jauh. Bersamaan dengan kejadian itu pun, terdengar pula dua jerit memilukan yang menggetarkan perasaan.
Si Elang Gunung dan Dewi Berwajah Setan sudah mampus. Dari masing-masing mulut mereka keluar segumpal darah segar kehitaman. Wajahnya langsung pucat pasi. Sepasang matanya melotot tidak percaya.
Detik berikutnya mereka sudah menghembuskan nafas terakhir.
Kedua tokoh tua itu tewas karena isi perutnya berhasil dipukul hancur oleh Pendekar Pedang Pencabut Nyawa. Kondisi mereka benar-benar menggiriskan. Walaupun nyawanya sudah melayang, namun nyatanya darah segar itu tidak berhenti keluar.