"Kalau begitu, aku harus memanggilmu Kakang, bukan?" tanya Raka kepada Arya Saloka.
Sambil berbicara, dia melepaskan pelukannya secara perlahan.
"Seharusnya begitu. Tapi bagiku hal itu sudah tidak penting lagu. Aku lebih suka kau memanggilku Arya, dan aku memanggilmu, Raka," jawab Pendekar Tangan Sakti sambil tertawa hangat.
"Benar, kedengerannya hal itu jauh lebih enak," ucap Raka setuju dengan perkataan Arya Saloka.
Mereka berdua kemudian tertawa. Orang-orang yang ada di sana juga ikut tertawa. Setelah sekian lama kegelapan menyelimuti para tokoh tersebut, akhrinya setitik cahaya terang mulai muncul juga.
"Tapi kenapa selama ini kau tidak memberitahukan siapa dirimu sejak awal?" tanya Eyang Wijaya Kusuma secara mendadak.
Tadinya Datuk Dunia Persilatan itu tidak mau ikut campur dalam masalah ini. Namun apa mau dikata, dia masih seorang manusia. Dan selaku manusia, terkadang mereka tidak bisa menahan rasa penasarannya.