Dua sosok manusia terdorong ke belakang. Yang satu terhuyung-huyung, yang satunya lagi memegani perut.
Yang terhuyung-huyung itu adalah si wanita bercadar putih. Sedangkan yang memegangi perut adalah Fang Li. Darah segar telah mengucur cukup deras dari perut tersebut.
Wajahnya terlihat sangat terkejut. Sepertinya orang itu tidak pernah menyangka kalau pemuda tersebut mampu memberikan luka yang cukup berarti baginya.
Sementara di posisi lain, Raka tidak memberikan kesempatan bagi kedua orang itu. Begitu adu jurus selesai, dia kembali menyerang Fang Li. Tangannya melayangkan lima belas kibasan. Sinar keperakan tiba-tiba melesat ke arah orang itu.
Wushh!!! Wushh!!!
Bersamaan dengan itu, hawa pedang pun terasa semakin pekat. Fang Li tiba-tiba merasakan tubuhnya kesulitan untuk bergerak. Dia berdiri di posisinya. Seperti patung.
Tidak berapa lama kemudian, segera terdengar suara yang menggetarkan hati.
Srett!! Srett!!! Srett!!!