Entah sudah berapa lama waktu yang sudah lewat. Tapi seolah-olah apa yang ada di dunia telah berhenti bergerak. Malam terasa lebih panjang dari malam-malam sebelumnya. Angin yang bisanya berhembus, sekarang sudah lenyap bagaikan ditelan bumi.
Pertempuran di markas besar itu sudah selesai. Darah para korban jiwa masih mengaliri tanah di tempat tersebut. Keheningan yang mencekam. Kegelapan yang mengerikan.
Meskipun masih ada beberapa pertarungan yang terus berlanjut, namun jika pelaku utama sudah berada dalam kondisi seperti Raka Kamandaka dan Arya Saloka sekarang, bukankah itu sama saja dengan selesainya pertemuan tersebut?
Tujuh Pembunuh masih mengelilingi Raka Kamandaka. Sampai sekarang pun mereka belum juga bergerak. Orang-orang itu tetap berada di posisinya masing-masing.
Begitu juga dengan Senopati Taruma Sena, wanita bercadar putih dan Fang Li. Ketiga orang tersebut masih tetap berdiri di tempatnya sambil memandangi Arya Saloka yang bernasib malang itu.