Tabib Seribu Penyakit menjerit kaget. Dia tidak tahu kapan dan siapa yang melemparkan tombak itu. Namun dalam waktu yang menentukan tersebut, dirinya nekad mengambil resiko. Kedua kakinya menjejak tanah, detik berikutnya tubuh orang tua itu meluncur deras.
Dia menyambut sebatang tombak itu dengan kedua telapak tangannya. Untunglah tombak tersebut benar-benar dapat ditangkap olehnya. Namun di sisi lain, Tabib Seribu Penyakit sendiri mendapatkan luka di kedua telapak tangannya.
Darah segar bercucuran. Mata tombak itu sangat tajam. Bahkan sampai mengiris kulitnya cukup dalam.
Anggita Mayang menyadari apa yang baru baru saja terjadi itu. Dia membalikkan tubuhnya. Ketika melihat telapak tangan Tabib Seribu Penyakit terluka, wanita cantik itu menjerit kaget.
"Tuan, kenapa Tuan melakukan ini? Kenapa Tuan menyelamatkan aku?" tanyanya sembari mengambil tombak lalu melemparkannya begitu saja.