Mendengar itu, Eyang Raga Bayu hanya tersenyum lembut. Tidak berapa lama kemudian, terdengar dia pun membalas pujian tersebut.
"Ah, Tuan terlalu berlebihan. Tongkatku ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pedang kembar tersebut," ucapnya sambil memandangi pusaka milik lawan.
Mendapat balasan pujian, orang itu tertawa keras, kemudian dia pun menjawab dengan perkataan yang hampir sama.
"Tuan terlalu memuji. Pedang kembarku ini justru sama sekali tidak istimewa. Senjata ini tidak mempunyai kelebihan apapun, kecuali hanya satu," sampai di sini perkataannya tiba-tiba berhenti. Dia tidak melanjutkannya kembali.
Eyang Raga Bayu sudah paham arah tujuan lawannya. Dia pura-pura penasaran. Orang tua itu mengerutkan keningnya. Kemudian dia bertanya, "Kalau boleh tahu, kelebihan apa yang Tuan maksudkan?"