Wushh!!!
Tubuhnya berkelit ke samping. Lima tusukan tombak dapat dihindarkan oleh Eyang Guntur Antareja dengan mudah. Melihat serangan pertama gagal, si Raja Tombak Pengantar Kematian tidak marah. Dia pun sudah menebak akan langkah yang diambil oleh lawannya itu.
Justru ketika lawan menghindari tulah, dirinya juga segera mengirimkan serangan lainnya lagi. Tombak pusaka miliknya segera mengirimkan kembali serangan beruntun. Tebasan dan tusukan tombak mengarah ke berbagai titik penting.
Gerakannya teramat cepat. Eyang Guntur Antareja tersenyum dingin. Dia melakukan sebuah gerakan aneh. Serangan beruntun lawan kembali dia hindarkan dengan mudah. Kali ini, dirinya tidak bisa tinggal diam.
Sebelum si Raja Tombak Pengantar Kematian mengirimkan serangan lain lagi, dia malah sudah mendahuluinya. Pedang pusaka yang selama ini dia andalkan sudah dikeluarkan dari sarungnya.